regional
Langganan

Waspada! 1,2 Juta Hektare Area di Jateng Rawan Longsor, Terbanyak di Daerah Ini

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Kamis, 3 Oktober 2024 - 13:39 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi Longsor (Solopos/Whisnupaksa)

Esposin, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng), mendeteksi luasan wilayah yang rentan terjadi tanah longsor mencapai 1.222.777 hektare. Adapun wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki kerawanan longsor paling tinggi.

Kepala Bidang (Kabid) Kebencanaan BPBD Jateng, Muhamad Chomsul, mengatakan sebaran titik rawan longsor merata di 35 kabupaten/kota. Namun, Banjarnegara memiliki kerawanan paling tinggi karena di daerah tersebut hampir 70 persen lahannya masuk kategori rentan.

Advertisement

“Untuk secara umum, di Kabupaten Banjarnegara yang rawan longsor sampai 70 persen,” kata Chomsul kepada Esposin, Kamis (3/10/2024).

Oleh karenanya, Chomsul menyarankan kepada bupati dan wali kota sebaiknya rutin melibatkan masyarakat untuk memetakan daerah rawan bencana saat musim penghujan. Sebab, banyak daerah yang memiliki dua potensi ancaman bencana, yakni tanah longsor dan banjir.

Advertisement

“Kita ingatkan ke pemda [Pemerintah Daerah] dan masyarakat biar bergerak memetakan daerah rawan bencana banjir dan longsor. Karena siklusnya cuaca kan berjalan terus. Kita sosialisasi kembali ke masyarakat untuk langkah pencegahan,” jelasnya.

Lebih lanjut, BPBD Jateng menuturkan potensi bencana longsor juga berada di Kabupaten Wonosobo, Pegunungan Dieng. Namun, ada beberapa daerah yang terdeteksi punya dua potensi bencana seperti Pekalongan sisi tengah, sebagian Kabupaten Brebes, Wonogiri dan Cilacap.

Advertisement

“Wonosobo lalu Dieng emang kan selama ini terjadi longsor. Tapi ada juga daerah yang punya dua potensi bencana. Seperti Pekalongan bagian tengah selain rawan longsor juga rawan banjir di Wonokerto. Di sana bisa lebih dari satu ancaman. Di Cilacap juga rawan longsor, tapi juga ada Sungai Serayu bisa ada limpasan banjir. Di Brebes ada dua bencana, karena bagian utaranya langganan banjir dan di pegunungan ada rawan longsor. Soloraya juga ada Bengawan Solo sampai Ngawi maka perlu kewaspadaan lebih,” urainya.

BPBD Jateng pun mengingatkan, selama musim penghujan bulan Oktober 2024 masing-masing kabupaten/kota harus rutin memperbaharui informasi peringatan dini dari BMKG. Apapun infonya harus ditindaklanjuti atau jangan diabaikan sebagai langkah kecil antisipasi dini.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif