by Arif Wahyudi Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Selasa, 1 April 2014 - 14:50 WIB
Harianregional.com, KULONPROGO—Pembangunan Jalan Lingkar Kota Wates dianggap terlalu lama karena wacana tersebut sudah berembus sejak 2007 lalu.
Kalangan DPRD Kulonprogo mendesak pemerintah darah mempercepat realisasi pembangunan jalan lingkar penunjang transportasi kota itu. Dewan menilai, mendeknya proyek jalan lingkar terjadi lantaran perencanaan yang kurang matang.
Ketua DPRD Kulonprogo, Ponimin Budi Hartono mengatakan, rencana utama jalur lingkar Wates adalah pembangunan jembatan layang di Triharjo-Tawangsari atau kawasan RSUD Wates. Proyek tersebut belum terealisasi, padahal penyusunannya sudah dilakukan lama.
“Selain itu, agenda pembuatan underpass Margosari menuju Polres Kulonprogo juga tidak terealisasi. Kami mendesak pemerintah segera melaksanakan rencana pembangunan jalan jalur lingkar Wates sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah [RPJMD],” ujarnya kepada wartawan, baru-baru ini.
Ponimin menyayangkan ketiadaan penganggaran yang jelas dalam proyek jalan lingkar tersebut. “Namun, selama ini, pemerintah selalu mendahulukan rencana pembangunan, tanpa ada rencana aksi di lapangan,” lanjut dia.
Dia merasa optimistis rencana pembanguan jalur lingkar Wates dapat mempercepat pengembangan Kota Wates menjadi pusat kota dan sentra ekonomi. Fakta itu berkaitan erat dengan hadirnya megaproyek di Kota Binangun.
“Pemerintah harus mengubah model rencana pembangunan di Wates. Jika encana pengembangan Kota Wates tidak terealisasi, Wates tetap akan menjadi kota mati. Perkembangan ekonomi lambat, begitu juga perubahan sosial berjalan lambat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta pemerintah setempat membuka lahan persawahan baru untuk mengantisipasi semakin berkurangnya lahan persawahan akibat pembangunan perumahan.
Pusat lahan baru bisa dikembangkan di Kalibawang, Samigaluh dan Girimulyo atau kecamatan yang berada di kawasan Bukit Menoreh.