by Beny Prasetya Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 6 November 2017 - 15:12 WIB
Harianregional.com, JOGJA -- Kesurupan massal kembali terjadi di SMPN 15 Jogja, Senin (6/10/2017), setelah sebelumnya pada Jumat (3/11/2017) lalu sebanyak 28 murid mengalami hal serupa.
Baca juga : Ada Peristiwa Aneh di Kejadian Kesurupan Massal SMPN 15 Jogja
Menurut salah satu siswa, Maharani Ceyen, 14, sebelum belasan orang mengalami kesurupan, seluruh murid telah dikumpulkan di Aula dan Serambi Masjid SMP N 15 Jogja.
Menurut salah satu siswa, Maharani Ceyen, 14, sebelum belasan orang mengalami kesurupan, seluruh murid telah dikumpulkan di Aula dan Serambi Masjid SMP N 15 Jogja.
Pengumpulan siswa-siswi tersebut bertujuan untuk kegiatan motivasi yang nantinya melakukan kegiatan pengajian dan doa bersama. “Tidak ada upacara, diganti dengan motivasi,” ujarnya.
Kesurupan mulai terjadi ketika salah satu ustad mengaji dan disiarkan melalui pengeras suara. Menurut Ceyen, saat mendengarkan lantunan Ayat Suci Al-Quran beberapa murid langsung teriak dan lemas.
Ceyen yang belum dijemput oleh orang tuanya itu mengatakan murid yang kesurupan hari ini berbeda dengan korban yang lalu. Pasalnya menurut bahwa beberapa siswa yang mengalami kesurupan telah di ruqiyah. Sehingga korban sebelumnya tidak mengalami kesurupan lagi. “Berbeda dengan yang lalu, ini baru,” ujarnya kepada wartawan.
Adapun sebanyak 34 murid telah mengalami kerasukan roh halus dari Rabu hingga Jumat minggu lalu. Menanggapi hal tersebut Kepala SMP N 15 Jogja, Siti Arina Budiastuti, tidak bisa memastikan berapa korban yang terjadi untuk hari ini.
“Ada 11 hingga 15 murid, kami tidak bisa hitung secara pasti,” ujarnya pukul 11.35 WIB.
Arina membeberkan bahwa kejadian hari ini sebenarnya telah diantisipasi dari Sabtu (04/11/2017) lalu. Dimana guru dan komite melakukan rapat untuk menentukan langkah akibat terganggunya proses belajar mengajar.
“Tadi malam [Minggu Malam] kami lakukan ruqiyah di seluruh sekolah, itu juga hasil rapat,” jelasnya.
Arina mengaku bahwa kegiatan ruqiyah itu sengaja digelar agar segera mungkin membersihkan hal-hal yang menganggu kegiatan belajar di sekolah tersebut. Menurutnya selama 19 bulan menjadi kepala sekolah di SMP N 15 Jogja baru lima hari kebelakang mengalami hal yang diluar kemampuannya.
“Makanya kami berikan suasana fun dalam kegiatan motivasi, kemudian masuk kelas di dengarkan lantunan ayat suci agar segera bersih,” katanya di Gazebo SMP N 15 Jogja.
Selain ruqiyah pada sekolah dan motivasi mengantikan prosesi upacara, kesepakatan rapat di Sabtu lalu juga menghasilkan ruqiyah tambahan untuk murid muslim.
“Nah ketika ruqiyah yang disiarkan melalui sentral [pusat informasi] itu banyak yang tidak kuat,” jelasnya.
Seperti kejadian Jumat lalu, Arini menerangkan bahwa korban saat ini juga menyebar dari berbagai kelas. Hanya saja, guru dan murid yang berada di ruang agama tidak satu pun mengalami gangguan.
“Saat dibacakan, setiap kelas didampingi, bagi yang merasa tidak segera kami giring menuju serambi masjid, jadi lebih diantisipasi,” ujarnya.