by Adhik Kurniawan - Espos.id Jateng - Senin, 30 September 2024 - 15:49 WIB
ESPOS.ID - Pabrik Samator Gas terbesar di Indonesia resmi berdiri di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah (Jateng), Senin (30/9/2024).
Esposin, BATANG - Pabrik Samator Gas terbesar di Indonesia resmi berdiri di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah (Jateng), Senin (30/9/2024). Pabrik ke-56 yang dibangun oleh PT Samator Indo Gas ini diproyeksikan menghasilkan produksi hingga 7.000 Liquid Oxygen (LOX), 7.000 Liquid Nitrogen (LIN) dan 280 Liquid Argon (LAR).
Direktur Utama PT Samator Indo Gas, Rachmat Harsono, mengatakan pemilihan KITB sebagai lokasi pembangunan pabrik ke-56 karena dianggap strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di wilayah Jawa Tengah. Hal ini pun selaras dengan komitmen Samator untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memenuhi kebutuhan gas industri, tak terkecuali di Jateng.
“Dengan pabrik yang memiliki kapasitas produksi terbesar ini, kami ingin memastikan pasokan gas yang stabil dan berkelanjutan untuk berbagai sektor industri. Sehingga, dapat memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai pusat industri yang kompetitif,” harap Rachmat seusai peresmian pabrik ke-56 di KITB, Senin.
Rachmat mengeklaim, pabrik yang berada di atas lahan seluas 2,8 hektare ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan oksigen dan gas industri di 35 kabupaten/kota. Akan tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung infrastruktur industri sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Batang dan sekitarnya.
Rachmat mengeklaim, pabrik yang berada di atas lahan seluas 2,8 hektare ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan oksigen dan gas industri di 35 kabupaten/kota. Akan tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung infrastruktur industri sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Batang dan sekitarnya.
“Pabrik ini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri di kawasan industri [KITB] ini, serta mendukung pemerintah dalam upaya memperkuat perekonomian nasional. Jadi lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan gas industri,” klaimnya.
Teknologi Canggih
Tak hanya itu, penggunaan dua turbine expander atau satu sebagai cadangan dan Safety Instrumented System (SIS) turut menjamin keselamatan operasional dan keamanan aliran oksigen. Kemudian ada Crossflow Induced Draft Cooling Tower serta memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi ramah lingkungan.
“Di mana dapat menghasilkan 7.000 LOX, 7.000 LIN, dan 280 LAR. Dan dengan langkah-langkah ini, Samator menunjukkan komitmennya terhadap efisiensi, keberlanjutan, dan mendukung upaya dekarbonisasi untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060,” ujarnya.
Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, mengucapkan terima kasih kepada PT Samator Indo Gas. Mengingat, pembangunan pabrik ke-56 ini bisa berjalan secara lancar tanpa kendala.
“Buat kami, ini pabrik membanggakan, selesai tepat waktu. Karena bila ada investasi mangkrak, nilai kawasan [KITB] bisa turun, maka terima kasih,” kata Ngurah.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sujadna, mengatakan PT. Samator Indo Gas berperan penting dalam mendukung sektor industri. Sebab, tidak hanya menyediakan gas, tetapi juga layanan dan peralatan terkait untuk distribusi dan pengelolaan gas serta berkontribusi di bidang medis dengan memasok gas medis ke rumah sakit, terutama gas oksigen.
“Keberadaan pabrik yang memproduksi gas oksigen, dinitrogen, hidrogen, Argon, dan sejenisnya, disamping dibutuhkan sebagai bahan penunjang industri di KITB juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan untuk rumah sakit, cool storage dan penunjang industri manufaktur di luar Kawasan Industri PT. KITB,” imbuh Nana.
Sekadar informasi, groundbreaking Pabrik Samator Gas ke-56 ini dimulai pada tanggal 17 Maret 2023 lalu. Saat ini atau tepatnya 30 September 2024, telah beroperasi komersial secara resmi seusai diresmikan bersama; Direktur Utama PT Samator Indo Gas, Rachmat; Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sujadna; dan Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan.