Peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Banyumas terus digenjot. Salah satunya dengan menyiapkan enam sekolah menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri pada 2016
Kanalsemarang.com, PURWOKERTO - Sebanyak enam sekolah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diproyeksikan menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri pada 2016, kata Pelaksana tugas Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyumas Imam Pamungkas.
"Enam sekolah itu telah menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional. Tahun ini, enam sekolah tersebut akan melakukan pendampingan kepada 10 sekolah lain agar menjadi Sekolah Adiwiyata Kabupaten, selanjutnya menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, kemudian menuju 'Green School Asia'," katanya seperti dikutip Antara, Rabu (14/1/2015).
Imam mengatakan hal itu saat mendampingi enam kepala sekolah peraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional yang beraudiensi dengan Bupati Banyumas Achmad Husein.
Keenam kepala sekolah tersebut yakni Nunik Sumilah dari Sekolah Dasar Negeri 2 Sokaraja Kulon dan Tugino dari Sekolah Menengah Atas Negeri Rawalo yang meraih Sekolah Adiwiyata Nasional pada tahun 2013 serta M. Tohar dari SMAN 2 Purwokerto, Muhammad Husein dari SMAN Banyumas, Usrin dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Purwokerto, dan Puji Astuti dari SDN Locondong yang meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional pada tahun 2014.
Lebih lanjut, Imam mengatakan bahwa pihaknya pada tahun 2015 menargetkan delapan sekolah meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional, yakni SMAN Ajibarang, SMAN Jatilawang, SMPN 1 Baturraden, SMPN 2 Baturraden, SMPN 1 Karanglewas, SDN Keniten, dan SDN 1 Pamijen.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan pihaknya menyambut baik penghargaan yang diterima karena menjadi kebanggaan sekolah maupun Banyumas Menurut dia, perubahan perilaku ke arah ramah lingkungan berdampak besar terhadap keberlanjutan pembangunan dan lingkungan hidup.
Akan tetapi, kata dia, untuk mewujudkan kesadaran tersebut bukanlah merupakan hal yang mudah karena kesadaran tidak hanya didasarkan pada pengetahuan atau pemahaman dari informasi yang diterima semata namun lebih berdasarkan pada kebiasaan yang terbangun.