by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Sabtu, 13 Januari 2018 - 18:20 WIB
Harianregional.com, KULONPROGO- Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM) Kementerian Pertanian, Momon Rusmono mengungkapkan, harga beras yang melonjak di pasaran disebabkan anomali cuaca.
Hal itu berpengaruh pada pengolahan gabah di tingkat petani hingga distribusi beras ke pasar. Namun, ia memastikan pasokan akan tetap aman mengingat pada Februari-April nanti panen raya akan berjalan masif.
Menurut dia, Bulog harus berupaya untuk mengoptimalkan serapan gabah dan beras, terutama Maret dan April. Karena memasuki Februari 2018, produksi padi akan meningkat dan harga bisa menurun. Ia juga berharap Bulog melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga beras.
Sementara itu, salah satu petani dari Desa Pendoworejo (Girimulyo) yang mengolah lahan sawah di Desa Jatisarono (Nanggulan), Aris Budi Santoso menerangkan, mahalnya harga beras disebabkan karena banyak sawah yang mengalami gagal panen.
Tingginya curah hujan dan serangan hama juga menyebabkan tidak semua petani memanen hasil secara optimal.
"Di sini memang musim panen, tapi tidak semua panen, jadi harga melambung," kata dia.