by Eva Syahrani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 19 September 2013 - 03:15 WIB
Harian Jogja.com, JOGJA—Berbagai elemen masyarakat menggelar aksi keprihatinan terkait perusakan makam Kyai Ageng Prawiro Purbo, cucu Hamengku Buwono VI, yang terjadi Senin (16/9/2013).
Aksi keprihatinan digelar di komplek permakaman Karang Kabolotan, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Jogja, Rabu (18/9/2013). Dalam aksinya mereka mengutuk dan menuntut pelaku perusakan ditangkap dan dihukum.
Juru Bicara Kawula Ngayogyakarta Hadiningrat, Agus M, mengatakan tindakan perusakan makam yang dilakukan merupakan tindakan kriminal. Mereka mendorong aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku perusakan makam. Sebab menurutnya tindakan tersebut jika dibiarkan akan mengganggu situasi Jogja yang kondusif.
“Jogja itu heterogen, untuk itu suatu kelompok tidak dapat memaksakan kehendak. kami tuan rumah tak rela jika leluhur kami diusik. Pelaku harus diadili,” ungkap dia.
Terlebih, di DIY banyak makam bersejarah seperti makam Panembahan Purbaya di Wotgaleh, makam Raja-raja Mataram di Kotagede dan Imogiri, makam Ki Ageng Giring di Gunungkidul dan lain-lain.
Ketua Paksi Katon, Muhammad Suhud, mengaku telah meminta kepada seluruh anggotanya ikut mengamankan makam bersejarah dan aset budaya lain guna mengantisipasi terjadinya hal serupa.
Kapolresta Jogja, AKBP Slamet Santoso, menyatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan resmi terkait perusakan makam itu. Proses penyelidikan saat ini terus berlangsung.
Untuk sementara sudah dipanggil beberapa orang saksi dan akan terus dikembangkan. Namun sampai saat ini, pihaknya belum dapat menduga atau menyimpulkan motif atau bahkan siapa yang menjadi pelaku perusakan.
“Kami sudah kumpulkan barang bukti dan periksa saksi-saksi. Kalau untuk adanya surat yang ditinggalkan pelaku itu belum masih kami identifikasi. Saat ini proses terus berlangsung,” tandas dia.