by Mayang Nova Lestari Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 7 Maret 2016 - 18:55 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL-- Untuk menjaga eksistensi koperasi yang timbul tenggelam dalam perkembangannya, berbagai usaha dilakukan oleh para pengurus koperasi untuk terus meletakkan koperasi sebagai ujung tombak perekonomian masyarakat menengah ke bawah, salah satunya dengan meningkatkan kinerja SDM.
Salah satu koperasi yang masih mempertahankan keberadaannya ialah Koperasi Syariah BMT Amal Rizki. Koperasi yang terletak di Jl. Kyai Legi, Kepek, Wonosari tersebut masih terus mempertahankan keberadaanya di tengah-tengah fenomena koperasi yang mati suri.
Iskandar, kepala koperasi Syariah BMT Amal Rizki mengungkapkan bahwa ia membangun koperasi tersebut dari nol dengan berbagai kesulitan yang banyak dialami selama mendirikan koperasi sejak 2006 lalu. Seluruh pengurus masih awam dengan kegiatan koperasi sehingga membutuhkan usaha yang keras untuk tetap mempertahankan koperasi.
"Kesulitannya yakni manajemen dan pengawasan. Dengan nasabah yang berjumlah ribuan, kami harus jeli dalam melakukan setiap kegiatan operasional," kata dia, Sabtu (5/3/2016).
Iskandar mengakui bahwa koperasinya masih terus dalam tahap belajar untuk melakukan berbagai kegiatan di koperasi. Pada awalnya ia merasa kesuliatan dalam marketing, bagaimana cara memasarkan produk koperasi yang baik dan benar.
Kegiatan Manajemen dan Pengawasan juga menjadi bagian tersulit dalam usahanya mendirikan koperasi. Ia berusaha untuk memaksimalkan kinerja karyawannya yang berjumlah 17 orang secara efektif dan efisien. Ia melanjutkan bahwa koperasi Syariah BMT Amal Rizki sering melakukan upgrading pada kinerja karyawannya.
Dengan mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh organisasi maupun pemerintah, Ia harap karyawan dapat terus berkembang dalam hal pengetahuan terkait dengan koperasi.
"Kami pernah mengadakan pelatihan sendiri, namun ternyata membutuhkan banyak modal. Solusinya kami ikut pelatihan yang diadakan pemerintah. Lebih menghemat biaya," kata dia.
Iskandar melakukan tindak pengawasan secara individu kepada para karyawannya. Ia berusaha bagaimana caranya agar tidak terjadi penyelewengan dana nasabah.
Menurutnya pengawasan yang dilakukan sangat perlu dilakukan karena berkaitan dengan uang masyarakat yang sangat vital. Jika terjadi penyelewengan dana sekecil apapun itu akan menghancurkan koperasi secara besar-besaran.
Jumlah uang yang harus dikelola koperasi setiap tahun terus mengalami penambahan. Hingga kini hampir Rp15 Miliar dana yang harus dikelola koperasi Syariah BMT Amal Rizki, juga menambah tanggung jawab bagi pengurus.
Dengan terus memperbaiki kualitas SDM, Iskandar berharap koperasi di Indonesia dapat terus berkembang untuk mencapai kesejahteraan masyarakat terutama di bidang ekonomi.