by David Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 14 September 2017 - 14:55 WIB
Kekerasan seksual di berbagai tempat perlu menjadi perhatian bersama
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL – Perkembangan sektor pariwisata bisa menjadi pemicu meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Hal ini disampaikan oleh koordinator End Prostitution, Child Pornography and Trafficking Of Children For Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia Ahmad Sofyan saat melakukan Pelatihan Pencegahan kekerasan dan eksploitasi terhadap anak di wilayah destinasi wisata, di Pantai Kukup, Tanjungsari, Rabu (13/9/2017).
Baca Juga : KEKERASAN SEKSUAL : Waspada! Pedofil "Mengintai" Kawasan Pantai
Ahmad mengatakan pelaku pedofilia tidak hanya dilakukan dengan berhubungan seksual dengan anak di bawah usia 14 tahun. Namun tindakan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan hal lain seperti membelai, hingga memfoto untuk disebar ke komunitasnya.
“Yang perlu dikhawatirkan ialah para predator ini juga mencuci otak anak-anak untuk menyimpang seperti melakukan hubungan dengan sesama jenis,” tuturnya.
Menurut dia, dari laporan diterima, kasus pedofilia di Indonesia mengalami peningkatan. Sebagai gambaran, di 1998 hanya ada sekitar 40.000 kasus, hingga 2015 lalu jumlah menjadi 80.000 kasus per tahun.
“Ini harus diwaspadai karena beberapa kota seperti Bali, lombok, Yogyakarta, Semarang, Medan, Batam, Jakarta dan Bandung menjadi lokasi tindak kekerasan,” katanya.
Dia pun mengingatkan jangan sampai kasus pedofilia meluas. Salah satu potensi kerawanan ini berada di kawasan wisata.
“Untuk pencegahan, kami melaksanakan pelatihan agar pemangku kebijakan dan pelaku wisata mengetahui bagaimana mencari wisatawan yang bertanggung jawab dan tidak merusak anak,” ujarnya.
Koordintor SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengatakan akan meningkatkan kewaspadaan akan potensi pelecehan seksual terhadap anak-anak. Terlebih lagi, lanjut dia, kasus ini merupakan kejadian yang luar biasa.
“Untuk potensi, di kawasan pantai Gunungkidul memang ada karena menjadi tujuan wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Jadi kita harus waspada akan ancaman tersebut,” katanya.