by Sekar Langit Nariswari Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 17 November 2017 - 21:40 WIB
Harianregional.com, SLEMAN-- Ngayogjazz 2017 tak hanya hadir untuk menghibur penikmat musik jazz di Jogja. Pentas seni yang akan dilangsungkan di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman pada Sabtu (18/11/2017) ini juga mengusung gerakan sosial.
Ngayogjazz tahun ini mengusung tagline "Wani Ngejazz Luhur Wekasane" ini diartikan sebagai siapa yang berani untuk mengapresiasi, lewat mendengarkan, menonton, dan hadir, musik Jazz maka akan mendapatkan kemuliaan.
Pada tahun ke -11 ini, Ngayogjazz bersama Komunitas Jendela membuat gerakan sosial dengan mengumpulkan buku tulis kosong atau buku gambar kosong sebagai tiket masuk. Akan disediakan sejumlah drop box untuk kemudian disumbangkan kepada anak di sejumlah pelosok negeri. "Lupa enggak apa-apa tapi diusahakan jangan," kata Bambang Paningron, salah satu penggagas Ngayogjazz sambil berseloroh.
Salah satu sineas ternama Indonesia, Garin Nugroho mengatakan Ngayogjazz menjadi vaksin bagi keterbatasan ruang publik kreatif yamg ada di perkotaan sekarang. Terlebih lagi, acara ini selalu berpindah lokasi setiap tahunnya. "Sebuah acara mampu adaptif dengan kultur masyarakat setempat, juga geografis," katanya.
Siswandi, perwakilan masyarakat Kledokan menerangkan dusunnya dijadikan lokasi Ngayogjazz karena latar sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Dusun yang didominasi petani ini tidak jauh dari monumen perjuangan Taruna Plataran, tempat bersejarah yang menjadi saksi pertempuran pada masa agresi militer kedua. Sentuhan perjuangan ini juga yang kemudian diwujudkan dalam penamaan panggung yakni doorstoot, gerilya, markas, serbu, dan merdeka.