by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 19 Oktober 2017 - 16:20 WIB
Harianregional.com, JOGJA -Abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat melakukan ritual jamasan atau membersihkan pusaka yang disimpan di ruang Wali Kota Jogja, Kamis (19/10/2017).
Ritual penuh makna tersebut mengingatkan wali kota agar selalu melayani dan mensejahterakan rakyat.
Prosesi jamasan pusaka yang dinamai Tombak Wijaya Mukti itu digelar di halaman Air Mancur Balai Kota, sekitar pukul 09.00 WIB.
Ritual jamasan dipimpin langsung oleh Kanjeng Raden Tumenggung Gondo Hadiningrat dari Tepas Panitra Pura Kraton. Beberapa pejabat Pemerintah Kota Jogja ikut membantu. Semuanya mengenakan pakaian adat.
Nasi gurih, ingkung, bunga, dan ubo rampe lainnya tidak pernah tertinggal dalam tradisi ini. Setelah doa-doa dipanjatkan, tombak dengan panjang tiga meter itu langsung di angkat ke atas meja, kemudian diolesi dengan jeruk nipis untuk menghilangkan karat pada mata tombak, kemudian disiram, lalu dikeringkan dengan dengan serabut kayu.
Usai dikeringkan, seluruh bagian tombak diolesi minyak cendana. "Secara fisik kondisi tombak masih bagus, karena tiap tahun dibersihkan," kata Gondo Hadiningrat.
Proses pembersihan pusaka dilakukan setiap Suro. Untuk pusaka yang berada di komplek Kraton dibersihkan pada Selasa atau Jumat Kliwon. Sementara pusaka di luar Kraton pembersihannya harus menunggu pusaka di Kraton selesai dibersihkan dan harinya tidak ditentukan.
Gondo mengatakan pusaka Wijaya Mukni merupakan tombak yang dibuat pada era HB VIII sekitar 1921. Tombak itu pernah digunakan prajurit Kraton dalam melawan musuh.
Kemudian tombak itu diberikan kepada Pemerintah Kota Jogja oleh HB X pada 2000 lalu atau bertepatan dengan Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Kota Jogja ke-53.
Hingga saat ini Wijaya Mukti masih terawat dan disimpan di ruang Wali Kota Jogja. Tombak itu hanya dikeluarkan setahun sekali untuk dibersihkan.