by Arif Wahyu Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Selasa, 11 Desember 2012 - 12:54 WIB
KULONPROGO—Sejumlah pihak mengkritik jargon "Bela Kulonprogo, Beli Kulonprogo" yang kerap didengungkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo.
Beberapa kalangan menilai gebrakan tersebut hanya teori namun tidak direalisasikan. "Pada dasarnya teori kampanye tersebut bagus. Tapi dalam praktiknya sama sekali tak berjalan positif," ujar Lilik Syaiful A, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DIY kepada Harian Jogja, Selasa (11/12).
Ia mencontohkan kurangnyaa minat masyarakat memanfaatkan berbagai potensi ekonomi yang ada di Kota Binangun. Tidak hanya pada aspek ekonomi saja, menurut dia, tidak efektifnya semangat bela dan beli Kulonprogo juga telah menjalar ke bidang pendidikan.
"Simpel saja, banyak masyarakat Kulonprogo yang lebih senang berbelanja ke luar Kulonprogo. Misalnya warga Temon justru lebih memilih berbelanja ke pasar di Purworejo. Ada juga, warga di Lendah dan Galur juga memilih memanfaatkan potensi ekonomi di Bantul," tandasnya.