by Dinda Leo Listy Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 20 September 2012 - 15:48 WIB
Kapolsek Jetis, AKP Sumadi menuturkan, peristiwa itu diketahui Kanit Shabara Polsek Jetis Aiptu Wakidi sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu, Wakidi tengah mengatur lalu lintas di simpang empat timur MTsN Sumberagung.
“Sementara sejumlah anggota langsung mendatangi lokasi, kami juga menghubungi tim medis Puskesmas Jetis I serta Muspika Jetis,” kata Sumadi saat ditemui di lokasi.
Sumadi mengatakan, selama sekitar 30 menit seluruh siswa yang mengalami kesurupan berhasil disadarkan para guru dengan bantuan tim medis dan polisi. Menggunakan satu unit mobil patroli Polsek Jetis, semua siswa itu diantarkan pulang ke rumah masing-masing.
“Semua korbannya kelas X, sebagian besar perempuan. Selanjutnya, pihak sekolah memulangkan seluruh siswanya lebih awal,” pungkasnya.
Berdasar informasi yang diperoleh Harian Jogja, satu siswa yang kesurupan sempat meminta diantar ke tempat pemakaman umum (TPU) di selatan MTsN Jetis.
“Sampai di makam, siswa itu langsung sadar. Namun, saat diantar kembali ke sekolah, siswa itu kesurupan lagi. Bilangnya enggak mau diantar pulang karena rumahnya diobrak-abrik,” ujar salah satu anggota Polsek Jetis.
Saat hendak mengabadikan gambar siswa kesurupan, seorang wartawan justru dihardik dan diusir sejumlah guru.
“Ini bukan konsumsi publik,” bentak seorang guru laki-laki berpeci seraya mendorong dan berusaha merampas kamera wartawan itu. Alhasil, wartawan yang menolak saat dipaksa menghapus foto dari kameranya itu langsung dikejar guru tersebut hingga keluar dari pintu gerbang sekolah.
Sekitar 30 menit berselang, peristiwa serupa juga menimpa seorang wartawan dari salah satu media cetak di Jogja. “Jangan asal main dorong, ngomong baik-baik kan bisa,” tegas wartawan itu sembari menepis tangan guru tersebut.
Ketika sejumlah wartawan bersitegang dengan sang guru tersebut, Camat Jetis Lies Ratriana berusaha menengahi. “Atas semua kejadian itu, saya mewakili pihak sekolah mohon maaf. Mohon dimaklumi juga, situasi juga sedang darurat,” kata Lies.
Sebelumnya, Senin (17/9) pagi, kesurupan massal juga menimpa sekitar 10 siswa SMK N 1 Sewon. Saat menemui wartawan, Kepala SMK N 1 Sewon Sudaryati menjelaskan peristiwa itu diduga akibat siswanya masih lelah setelah mengikuti kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). (ali)