by Dhina Cantya - Espos.id Regional - Selasa, 14 April 2020 - 06:50 WIB
Semarangpos.com, SEMARANG – Kota Semarang mempunyai ikon kota yang disebut warak ngendog selain Kota Lama dan Lawang Sewu yang kerap dibicarakan publik. Hewan mitologi ini menjadi bukti adanya akulturasi tiga budaya di ibu kota Jawa Tengah ini.
Sosok mitologis berwujud makhluk rekaan ini merupakan percampuran kebudayaan di Semarang, yaitu China, Arab dan Jawa. Bentuknya mencerminkan perbedaan budaya yang bisa diterima oleh warga Kota Semarang.
Kepala dari warak ngendong ini menyerupai kepala naga yang diyakini identik dengan etnis China. Sedangkan bentuk tubuhnya mirip dengan unta, hewan khas dari negeri Arab. Bagian kaki warak ngendog layaknya kaki kambing sebagai lambang etnis Jawa.
Bubur India Sudah Seabad Jadi Karya Kuliner Khas Kota Semarang
Bubur India Sudah Seabad Jadi Karya Kuliner Khas Kota Semarang
Seperti yang dihimpun Semarangpos.com, Warak Ngendog berasal dari dua kata, “warak” dan “ngendog”. “Warak” atau dalam bahasa Arab memilik arti suci. Sedangkan “ngendog” dalam bahasa Jawa berarti bertelur. Pahala dari perbuatan baik yang kita lakukan disimbolkan dengan bertelur.
Dua kata tersebut diartikan masyarakat yang menjaga kesucian di Bulan Ramadan kelak akan mendapat pahala di Hari Lebaran.
Hi, Seram! Di Semarang, Gadis Indigo Lihat Kuntilanak Peliharaan...
Ki Ageng Pandaran adalah putra dari pangeran Suryo Panembahan Sabrang Lor atau sultan kedua Kesultanan Demak. Namun, Ki Ageng Pandanaran menolak tahta yang diberikan Kesultanan Demak.
Tak Boleh Hilang Kewaspadaan DBD Karena Covid-19
Ki Ageng Pandanaran memperkenalkan warak ngendog kepada warga Semarang sebagai perpaduan unsur kebudayaan lokal. Sejak saat itu, warag ngendog menjadi terkenal dan menjadi maskot Kota Semarang.
KPU Kota Semarang pada tahun 2010 silam menggunakan warag ngendog sebagai maskot Piwalkot Semarang. Hal tersebut membuktikan kehadiran warak ngendog tidak bisa dipisahkan begitu saja dari sejarah Kota Semarang.
Warak ngendog dijadikan monumen salah satu taman di Jl. Pandanaran. Atau lebih tepatnya di pertigaan antara Jl. Pandanaran dan Jl. M.H. Thamrin, Kec. Semarang Selatan, Kota Semarang.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya