by Yesaya Wisnu - Espos.id Jateng - Selasa, 5 April 2022 - 16:22 WIB
Esposin, KEBUMEN — Sejak masa kerajaan hingga kolonial, beberapa daerah di Jawa Tengah merupakan pusat pemerintahan maupun perdagangan. Tak heran jika banyak peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan yang ditemukan, salah sartunya Benteng Van Der Wijk di Kebumen.
Dilansir dari Kemendikbud.go.id, Senin (4/4/2022), sebelum menjadi sebuah benteng, dulunya adalah kantor VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau kongsi dagang Hindia Timur milik Belanda yang ada di Gombong, Kabupaten Kebumen.
Bangunan kantor tersebut kemudian diubah menjadi benteng pada 1818 sesuai dengan informasi yang ada di dalam benteng. Pembangunan dilakukan di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip Baron Van Der Capellen.
Baca juga: Kenapa Dinamakan Salatiga? Ternyata Begini Asal Usulnya
Saat perang Jawa atau perang Diponegoro berlangsung pada periode 1825-1830, kolonial Belanda berhasil mematahkan peperangan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro tersebut melalui sebuah strategi yang disebut dengan Benteng Stelsel.
Strategi ini diciptakan oleh Jenderal de Kock yang mulai digunakan pada 1827. Dalam strategi ini, Belanda membangun benteng di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk mempersempit ruang gerak gerilya yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro beserta pasukannya.
Baca juga: Ada Sebelum Era Wali Songo, Siapa Pendiri Masjid Tertua di Indonesia?
Oleh karena itu, kantor VOC yang ada di Gombong tersebut digunakan sebagai markas tentara untuk mendukung strategi Benteng Stelsel. Benteng Van Der Wijck Kebumen ini dibangun militer Belanda dengan memperkerjakan kurang lebih 1.400 orang yang berasal dari Banyumas dan Bagelen.
Pada 1856, benteng Cochius difungsikan menjadi sekolah militer (Pupillenschool) atau sekolah taruna untuk orang-orang Eropa. Benteng ini lalu berganti nama menjadi Benteng Van Der Wijck sebagai hadiah atas jasanya di bidang kemiliteran Belanda.
Baca juga: Biji Jenitri Kebumen, Airmata Siwa yang Dibeli Mahal India
Sementara itu, dilansir dari kebumenkab.go.id, lokasi benteng ini berjarak sekitar 19 km dari pusat Kabupaten Kebumen. Bangunan benteng ini memiliki keunikan pada desain banugnannya yang terbuat dari batu bata. Atap bentengnya berbentuk segi delapan dan juga terbuat dari batu bata yang kokoh dan dibuat menyerupai bukit-bukit kecil sehingga saat ideal sebagai tempat pertahanan, sekaligus pengintaian.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia,kompleks benteng dini dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Darat. Pada 2000, melalui kerjasama dengan pihak swasta, Benteng Van Der Wijk dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang telah dilengkapi dengan beragam fasilitas, antara lain; wahana permainan anak, gedung pertemuan, serta hotel wisata yang mash mempertahankan arsitektur asli bangunan. Untuk masuk ke benteng ini, pengunjung cukup membayar tiket sebesar Rp5.000 per orang. Namun harga ini belum termasuk wahana permainan.