regional
Langganan

Wereng Ternyata Penanda Kemunculan Tomcat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Rabu, 18 Oktober 2017 - 11:40 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Belum ada laporan serangan Tomcat di lokasi lain

Harianregional.com, KULONPROGO-- Belum ada laporan tomcat menyerang atau mendekati permukiman manusia, seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) diDusun Tambak, Desa Triharjo, Kecamatan Wates. Wereng ternyata indikator untuk melihat keberadan tomcat di suatu wilayah.

Advertisement

Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Wahyu Wijayantoro menuturkan, saat ini tomcat sebetulnya juga sudah banyak ditemukan di wilayah Lendah.

"Tapi hingga kini belum ada laporan tomcat di sana menyerang manusia, atau kejadian seperti yang di rusunawa," kata dia, Selasa (17/10/2017).

Keberadaan tomcat sesungguhnya tidak terlalu dipengaruhi oleh musim, imbuh Wahyu. Tetapi hewan bernama latin Paederus littoralis itu memang banyak muncul, ketika cuaca panas dan hujan datang bergantian seperti sekarang ini.

Advertisement

"Tomcat adalah predator bagi hama wereng, kalau dia ada di suatu wilayah, berarti di tempat juga kemungkinan ada banyak wereng yang merupakan makanannya," terang Wahyu.

Bercermin pada kasus tomcat di rusunawa, ia menduga telah terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Disebabkan karena rusunawa dibangun di kawasan lahan pertanian, yang sebelumnya merupakan habitat tomcat. Sehingga, tomcat yang biasanya tinggal di rerimbunan tanaman rumpun, berpindah dari persembunyiannya ke rusunawa, untuk berlindung dan mencari makan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kulonprogo, Wilis Prasetyo menerangkan, luka yang terjadi pada kulit manusia akibat tomcat, masih bisa disembuhkan. Luka dan rasa gatal disertai panas yang muncul, bukan karena gigitan tomcat, melainkan zat mengandung asam yang dikeluarkan oleh tomcat, saat menyentuh kulit manusia.

Advertisement

"Jadi kalau ada tomcat menyentuh kulit, hindari untuk menepuknya, melainkan ditiup atau diusir cara lain. Usahakan jangan sampai tomcat itu mengeluarkan cairan dari tubuhnya itu," papar Wilis.

Advertisement
Bhekti Suryani - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif