regional
Langganan

Vakum 4 Tahun, Nelayan Tambaklorok Kembali Gelar Sedekah Laut Larung Sesaji - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Newswire  - Espos.id Jateng  -  Minggu, 2 Juni 2024 - 20:23 WIB

ESPOS.ID - Ratusan kapal meramaikan Prosesi Sedekah Laut Larung Sesaji yang digelar masyarakat nelayan di Kampung Nelayan Tambaklorok, Semarang, Minggu (2/6/2024). (Solopos.com-Antara/Pemkot Semarang)

Esposin, SEMARANG -- Setelah sempat vakum selama empat tahun akibat pandemi Covid-19, nelayan di Kampung Nelayan Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kembali menggelar tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji. Tradisi yang diikuti sekitar 500 kapal nelayan itu digelar di Kampung Nelayan Tambaklorok, Minggu (2/6/2024).

Proses sedekah laut menjadi tradisi rutin yang sempat terhenti karena pandemi itu berlangsung semarak dimeriahkan ribuan masyarakat dan nelayan Tambaklorok.

Advertisement

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, bersama jajaran forkopimda mengikuti prosesi larung sesaji, dengan melarung kepala kerbau dan aneka makanan tradisional hingga ke tengah laut.

"Saya merasa sangat bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat nelayan Tambaklorok yang tetap menjaga kelestarian tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.

Menurut dia, sedekah laut tersebut tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan para nelayan. Tradisi tersebut juga sebagai ungkapan permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keberkahan, keselamatan, dan kelancaran dalam melaut.

Advertisement

"Tradisi ini merupakan wujud kearifan lokal yang harus kita pelihara bersama," kata orang nomor satu di Pemkot Semarang itu.

Ia mengatakan bahwa peran nelayan sangat penting sebagai garda terdepan dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya laut. "Melalui tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji ini, kita diingatkan untuk selalu menjaga kelestarian ekosistem laut dan alam," katanya.

Ketua panitia Sedekah Laut, Suwartono, mengatakan bahwa kegiatan tersebut memang sempat berhenti selama empat tahun karena pandemi. "Alhamdulillah bisa berjalan lagi, meskipun hasil swadaya masyarakat dan nelayan. Tahun sebelumnya hanya sekadar selametan [syukuran] saja. Ini merupakan bentuk nguri-uri budaya," katanya.

Advertisement

Dalam proses sedekah laut, kepala kerbau dilarung bersama sesaji dan makanan tradisional. Sebelum dilarung ke laut, kepala kerbau dan sesaji itu didoakan bersama oleh para nelayan dan masyarakat Tambaklorok.

"Ada 500 perahu yang ikut. Harapannya, kami semua khususnya nelayan bisa mendapatkan tangkapan yang berlimpah di laut, mudah-mudahan tidak ada halangan apapun," katanya.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif