by Imam Yuda Saputra - Espos.id Jateng - Jumat, 17 Juni 2022 - 20:19 WIB
Esposin, BREBES -- Brebes merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) yang memiliki makanan khas berupa telur asin. Makanan dari telur bebek yang diawetkan itu memang menjadi ciri khas Kabupaten Brebes. Lantas, kenapa telur asin sangat identik dengan Brebes? Berikut penjelasannya.
Brebes tercatat sebagai salah satu kabupaten terluas di Jateng. Luas wilayah Brebes mencapai 1.769,62 km persegi, atau terluas kedua setelah Kabupaten Cilacap sebagai kabupaten terluas di Jateng.
Selain sebagai yang terluas kedua, Brebes juga tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Jateng. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2022, jumlah penduduk di Brebes mencapai 1.978.759 jiwa.
Berkunjung di Brebes kita pasti akan disajikan banyak penjaja telur asin. Kios-kios pedangang telur asin banyak terlihat di sebelah barat jembatan Sungai Pemali.
Berkunjung di Brebes kita pasti akan disajikan banyak penjaja telur asin. Kios-kios pedangang telur asin banyak terlihat di sebelah barat jembatan Sungai Pemali.
Saking banyaknya yang berjualan, tak heran jika telur asin yang diproduksi dari bebek menjadi ciri khas atau identik dengan Brebes. Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu) pada 2020 lalu, sempat menetapkan telur asin Brebes sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca juga: Libur Lebaran, Pantai di Brebes Ini Diserbu Pemudik
Awalnya keduanya membuat telur asin karena melimpahnya produksi telur bebek pelari atau yang memiliki nama latin Anas platyrhynchos domesticus. Cangkang telur bebek pelari ini berwarna biru. Oleh karenanya, tak heran jika telur asin di Brebes berwarna biru.
Agar telur bebek pelari itu tidak mudah busuk dan terbuang, maka telur-telur bebek itu dibuat tahan lama, tapi juga bisa menghilangkan bau amis yang sangat kuat.
Baca juga: Mulanya Untuk Ritual, Inilah Fakta Telur Asin Brebes yang Kini Jadi Warisan Budaya
Maka terbesitlah ide untuk mengawetkan telur bebek itu dengan memberikan garam agar enzim perombak pada telur menjadi nonaktif meski disimpan dalam waktu cukup lama.
Awalnya pasangan keturunan Tionghoa itu memproduksi telur asin secara terbatas. Namun, seiring banyaknya permintaan mereka pun mempekerjakan warga lokal Brebes.
Lambat laun banyak warga Brebes yang bisa membuat telur asin sendiri. Mereka pun akhirnya memproduksi dan menjual telur asin sendiri hingga Brebes pun identik dan terkenal dengan makanan tersebut.
Dikutip dari laman perdagangan.id, telur asin sebenarnya sudah cukup lama diproduksi warga keturunan Tionghoa. Namun, awalnya telur asin dibuat hanya sebatas untuk ritual sembahyang yang ditempatkan di altar untuk Dewa Bumi. Meski demikian, lambat laun telur asin mulai dikomersialisasi masyarakat Brebes, hingga kini menjadi populer dan identik dengan daerah tersebut.