by Kusnul Isti Qomah Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 3 Maret 2016 - 11:19 WIB
Harianregional.com, JOGJA—Penurunan tarif dasar listrik untuk tarif adjustment mulai Maret 2016 disambut baik oleh dunia bisnis perhotelan. Hotel bisa melakukan penghematan saat low season.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istidjab M Danunagoro mengatakan, kontribusi listrik terhadap pengeluaran hotel cukup besar. Konsumsi listrik mengambil porsi hingga 10% hingga 15%. “Penurunan tarif listrik ini akan mengurangi biaya dan akan bisa menambah keuntungan,” ujar dia, Rabu (2/3/2016).
Istidjab mengungkapkan, kebijakan itu akan membantu perhotelan menghemat pengeluaran di musim sepi seperti saat ini. Pihak hotel pun sudah melakukan penghematan-penghematan misalnya dengan meminimalkan penggunaan air conditioner (AC), lampu, dan pemakaian lampu LED. Penurunan tarif ini diperkirakan bisa menghemat hingga 5%.
Istidjab mengungkapkan, saat ini okupansi hotel-hotel di DIY termasuk sepi. Okupansi untuk daerah lingkar satu rata-rata 70% hingga 80%, lingkar dua 50% hingga 60%, dan lingkar tiga 30% hingga 40%.
Humas PT PLN (Persero) Area Jogja Paulus Kardiman mengatakan, ada 12 jenis tarif adjusment yang mengalami penurunan harga. Adapun tarif tersebut adalah R-1/TR 1.300 VA, R-1/TR 2.200 VA, R-2/TR 3.500 VA sampai dengan 5.500 VA, R-3/TR 6.600 VA ke atas, B-2/TR 6.600 VA sampai 200 kVA, B-3/TM di atas 200 kVA, I-3/TM di atas 200 kVA, I-4/TT 30.000 kVA ke atas, P-1/TR 6.600 VA sampai 200 kVA, P-2/TM di atas 200 kVA, P-3/TR, dan L/TR, TM, TT.
“Di DIY ada 181.677pelanggan yang terdampak penurunan tarif ini. Pemakaiannya per bulan 114 juta Kwh. Paling banyak pelanggan R-1/TR 1.300 VA. Ada sekitar 100.000 pelanggan dengan konsumsi daya 17 juta Kwh per bulan,” ungkap dia ketika ditemui di PLN Area Jogja, Jogja, Rabu (2/3/2016).