by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 21 Februari 2014 - 11:18 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL-Tanah pesisir pantai Gunungkidul banyak yang berpindah tangan karena dibeli oleh pemilik modal. Namun pemilik modal tersebut diduga sebagai makelar yang mencari keuntungan ditengah menggeliatnya potensi wisata Gunungkidul.
Mantan Camat Saptosari Mujiyono mengaku di wilayahnya hampir tidak ada tanah milik di tepi jalur yang dilalui Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) sampai pantai karena sudah banyak dibeli oleh para pemodal besar.
Mujiyono mengaku sempat mengingatkan warganya untuk tidak menjual tanahnya karena sepanjang JJLS bakal memberi kemakmuran jika digunakan usaha warga. “Tapi ternyata pada dijual,” kata dia kepada Harianregional.com, Kamis (20/2/2014).
Menurut Mujiyono, saat warga menjual tanahnya masih dalam harga kurang dari Rp100.000 per meter persegi sekitar tiga tahun lalu, namun saat ini sudah berkali lipat sampai Rp500.000 per pemeter.
Mujiyono masih ingat sebelum dibangunnya JJLS banyak investor yang mendatangi desa-desa di Saptosari dan melakukan pemetaan tanah warga, tanah Sultan Groun (SG) dan tanah kas desa.
Lalu, lanjut Mujiyono, pemodal tersebut memborong tanah dengan alasan akan dibangun lokasi usaha yang bisa menyerap lapangan kerja namun hingga saat ini belum ada yang terbukti pembangunan tersebut.
“Sepertinya mereka [makelar] cuma pasang jaring [memanfaatkan] untuk mencari keuntungan,” kata dia.
Menurut Mujiyono, pemodal tanah itu sudah mengetahui lokasi-lokasi lahan yang bakal dibangun jalan dan fasilitas umum oleh pemerintah. Hal itu terbukti hampir sepanjang tepi jalan JJLS sudah bukan lagi tanah milik warga. “Sekarang sudah habis tanah milik warga,” tukas Mujiyono.