by Mayang Nova Lestari Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 16 Mei 2016 - 19:55 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul belum mampu menyediakan fasilitas yang nyata bagi para pelaku seni di Gunungkidul. Karya-karya para pelaku seni selama ini belum mampu hadir di ranah publik dengan akses yang mudah. Pasalnya ruang apresiasi di Gunungkidul masih terbilang minim.
Salah seorang seniman perupa Gunungkidul, Andi Kartojiwo mengungkapkan animo masyarakat untuk bergerak di bidang seni semakin tinggi. Menurutnya tak hanya masyarakat muda, namun dari dewasa hingga tua banyak yang memberikan kontribusi di bidang seni. Namun, ia mengakui bahwa selama ini ruang gerak para seniman masih terbatas.
"Pekerja seni di Gunungkidul sangat komplit dan beragam. Namun saat ini kemunculan karya cipta justru berkurang. Salah satunya dilatar belakangi kurangnya ruang apresiasi," kata dia, Minggu (15/5/2016).
Menurutnya, dengan kondisi tersebut tidak menghapuskan semangat para seniman untuk tetap eksis dan aktif bergerak di tengah masyarakat. Ia tak menampik bahwa sempitnya ruang apresiasi akan berpengaruh untuk masa depan seniman di Gunungkidul.
"Salah satu faktor tersebut mengurangi semangat penciptaan karya, tapi kami upayakan untuk menciptakan ruang apresiasi alternatif lainnya," kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Kabupaten Gunungkidul, Saryanto mengungkapkan bahwa pemerintah kabupaten Gunungkidul sangat mendukung dan mengapresiasi para pelaku seni di Gunungkidul.
Ia pun mengakui bahwa Gedung Kesenian yang berada di Desa Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Seniman.
Hal tersebut dikarenakan Gedung kesenian saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul sebagai sarana olahraga.
"Saat ini memang dikelola Disdikpora untuk keperluan olahraga, bukan untuk kegiatan seni," kata dia.