by Andreas Tri Pamungkas Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 29 Agustus 2014 - 13:20 WIB
Harianregional.com, JOGJA—Sarana angkutan massal berupa kereta trem rencananya dibangun di DIY pada 2017. Kereta api perkotaan tersebut dipandang perlu untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan menekan konsumsi bahan bakar minyak BBM.
Saat ini rencana tersebut tengah dilakukan dikaji oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Budi Wignyosukarto mengatakan rencana itu harus dibarengi dengan dukungan dari masyarakat.
“Harus ada upaya menjelaskan ke publik, misalnya di luar negeri orang tak masalah ada kenaikan BBM karena mereka pakai transportasi publik,” katanya seusai bertemu dengan Gubernur DIY di Kepatihan, Kamis (28/8/2014).
Menurutnya, penambahan lebar jalan tak bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan. Ia mencatat pada 2014 laju kecepatan kendaraan yang pada 2004 mencapai 30 kilometer per jam dan kini hanya 10 kilometer per jam. Selain itu, waktu di perjalanan yang pada 2004 sekitar 10 menit, pada tahun ini naik tiga kali lipatnya menjadi setengah jam.
Menurutnya, alternatif pembangunan rel trem bisa berupa elevated (kereta layang di atas tanah), berada di sepanjang jalan atau melalui pembebasan lahan, tergantung dari studi kelayakannya.
Sementara rutenya meliputi dalam kota ataupun melingkari ringroad, bahkan sampai daerah wisata, misalnya dari wilayah Bantul Selatan sampai Jalan Magelang.
Selain itu, jalur trem juga akan menghubungkan wilayah perkotaan dengan Bandara Internasional baru di Temon, Kulonprogo dan institusi- institusi pendidikan.
“Rencananya studi kelayakan dilakukan 2015, sehingga trem sudah bisa dimanfaatkan pada 2017,” ujarnya.