regional
Langganan

Seorang Guru BK di Sleman Diduga Lakukan Intimidasi pada Muridnya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Sekar Langit Nariswari Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Minggu, 23 Juli 2017 - 02:20 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi guru (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY mendalami laporan akan dugaan intimidasi yang dilakukan salah satu oknum guru BK kepada muridnya di MTsN 3 Sleman

Harianregional.com, SLEMAN-Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY mendalami laporan akan dugaan intimidasi yang dilakukan salah satu oknum guru BK kepada muridnya di MTsN 3 Sleman.

Advertisement

Ancaman ditengarai dilakukan karena orang tua siswa bersangkutan mengajukan keluhan atas adanya pungutan liar di sekolah itu beberapa waktu lalu.

Nugroho Andrianto, Komisioner ORI DIY mengatakan ada laporan bahwa murid RSD, 14,  mendapatkan intimidasi. “Kejadiannya Rabu [19/7/2017] kemarin, akibatnya anak terkena dampak psikologis dan hari ini tidak masuk sekolah karena tidak enak badan,” ujarnya ditemui usai menemui pihak sekolah terkait di MTsN 3 Sleman, Ngemplak, Jumat (21/7/2017).

Ia menguraikan, versi orang tua murid, redaksi kalimat bernada intimidasi itu berbunyi “Kalau bapak kamu macam-macam resiko tidak naik kelas ditanggung sendiri,”. Orang tua murid yang bersangkutan memang merupakan orang yang mengajukan keluhan soal adanya pungutan berdalih seragam dan peningkatan mutu pendidikan.

Advertisement

Karena itu, pihaknya kemudian melakukan klarifikasi sebagai tindak lanjut aduan itu. Atas hasil pertemuan ini, ia menjelaskan masih akan dilakukan pengolahan lagi untuk mendapatkan kesimpulan akhir kasus ini. Dalam prosesnya, ia tidak menampik kemungkinna akan mengundang untuk memediasi pihak terkait guna menyelesaikan dugaan ini termasuk polemik pungli yang menjadi akar masalah.

Ketika dikonfirmasi, Suyatman, guru yang bersangkutan, menerangkan jika kejadian bermula ketika kelas tempat siswa tersebut gaduh saat jam pelajaran. Kebetulan guru yang sedang mengajar tidak berada di tempat sehingga kemudian ia masuk untuk menenangkan.

Meski demikian, ia menampik tuduhan jika ada kalimat bernada intimidasi dilontarkan tertuju pada murid itu. “Tidak spesifik kepada siapa, itu untuk satu kelas memang biasanya metode saya seperti itu,”jelasnya.

Advertisement

Kalimat tersebut juga dilontarkan di depan kelas tanpa mendekati salah satu anak pun. Hanya saja, ia mengakui, jika hari itu memang penasaran pada identitas murid yang bersangkutan sehingga kemudian bertanya ke kelas itu. “Saya penasaran, terus nanya ada yang tunjuk tangan setelah itu langsung keluar dari kelas,” tambahnya.

Hal berbeda disampaikan oleh Ari Suwanda, orang tua siswa ketika didatangi Harianregional.com ke kediamannya di Saren, Wedomartani. Menurut pengakuan anaknya, oknum guru itu masuk ke kelas kemudian menanyakan anaknya. Setelah anaknya mengacungkan tangan kemudian keluar kalimat intimidasi itu. “Setelah ini psikologisnya terganggu dan minta pindah sekolah saja,”ujarnya.

RSD menjelaskan jika gurunya tersebut melontarkan kalimat tersebut dengan nada tinggi. “Tatapannya merah melihat ke arah saya,” ujarnya didampingi ayahnya.

Ucapan guru tersebut juga memicu pertanyaan dari rekan sekelasnya mengenai permasalahan yang melibatkan ayahnya. Setelah itu ia kemudian merasa tak nyaman dan kemudian menyampaikan hal ini pada orang tuanya.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif