by Fitroh Nurikhsan - Espos.id Jateng - Kamis, 4 Juli 2024 - 12:35 WIB
Esposin, SEMARANG — Siapa sangka di tengah kepadatan perkampungan Kota Semarang terdapat sebuah sendang kuno yang terletak di Kelurahan Wonotinggal, Kecamatan Candisari.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Esposin, sumber mata air yang kemudian dikenal dengan nama “Sendang Stoom” itu sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha sekitar abad ke-8.
Pantauan Esposin di lokasi, air di Sendang Stoom masih mengalir melalui empat pipa besi. Airnya pun terlihat sangat jernih dan tidak pernah surut di musim kemarau.
Warga setempat, Handoko menyebut sumber air yang mengalir di Sendang Stoom diduga berasal dari aliran air bawah tanah daerah Ungaran.
Warga setempat, Handoko menyebut sumber air yang mengalir di Sendang Stoom diduga berasal dari aliran air bawah tanah daerah Ungaran.
Pada masa Belanda Sendang Stoom sempat dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan kolam renang stadion. Selain itu warga setempat juga turut menjual air bersih ke Pedagang Kaki Lima (PKL).
“Iya, setau saya (Sendang Stoom) sudah ada sejak zaman Belanda. Airnya nggak pernah kering,” ucap Handoko kepada Esposin, Kamis (4/7/2024).
“Kalau (air) langsung diminum enggak bisa. Bahaya masih banyak bakterinya,” imbuhnya.
Menghidupi Perekonomian Warga
Selain mencukupi kebutuhan air bersih warga setempat. Sendang Stoom juga menggerakkan roda perekonomian lewat usaha jual-beli air bersih.
Sunjaya salah satu contohnya. Sejak tahun 2013 dia bersama kakaknya sampai sekarang masih menjalankan usaha menjual air bersih yang diambil dari Sendang Stoom.
“Pelanggan saya kebanyakan dari Perumahan Sinar Waluyo Kedungmundu dan sekitar daerah Ketileng,” ungkapnya.
Sunjaya menjual air bersih yang ditaruh ke dalam jerigen berukuran 20 liter seharga Rp3 ribu. Dia mengatakan orang-orang yang membeli air bersih untuk kebutuhan memasak.
Selain Sunjaya, terdapat delapan warga lainnya yang turut membuka usaha jual air bersih. Rute dan penyaluran airnya juga berbeda-beda.
Karena airnya terus mengalir sepanjang tahun. Sunjaya membeberkan Sendang Stoom sempat dilirik untuk dibeli oleh salah satu perusahaan air mineral. Tapi warga setempat kompak untuk menolak.
“Kalau mobil saya enggak berangkat sehari orang-orang pada nanyain. Karena beli air galon jatuhnya lebih mahal,” bebernya.