by Yesaya Wisnu - Espos.id Jateng - Rabu, 29 September 2021 - 11:22 WIB
Esposin, SEMARANG — Kabupaten Semarang merupakan tempat yang menjanjikan untuk budi daya buah alpukat, khususnya varietas alpukat Wina yang satu buahnya bisa mencapai berat hingga 2 kg dan mampu bertahan dalam waktu yang relatif lama.
Mengutip Detik.com, Kamis (23/9/2021), Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Samsul Hidayat mengatakan bahwa potensi alpukat untuk agroklimat cocok dikembangkan di Kabupaten Semarang. Dia mengatakan bahwa lahan alpukat di Semarang tidak ada masalah meskipun rate-nya rendah, tetap bisa ditanami.
Samsul menambahkan bahwa untuk alpukat Wina yang dikembangkan memiliki keunggulan pada ukurannya yang besar, tebal dan memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Daya tahan alpukat Wina ini bisa sampai dua minggu. Pengembangan alpukat varietas Wina ini sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu. Untuk yang berumur empat tahunan, produksi rata-ratanya bisa mencapai antara 30-40 kg per pohon.
Baca Juga: Ketan Pencok, Berawal dari Coba-Coba hingga Jadi Ikon Kuliner Brebes
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Alpukat Kabupaten Semarang (Apas), Agus Riyadi mengatakan bahwa dia mulai menggeluti alpukat sejak 2012 dan melihat pasar alpukat sendiri yang sangat menjanjikan. Dia juga saat ini sedang mengembangkan alpukat Wina.
Agus menambahkan bahwa alpukat Wina ini, selain ukurannya yang besar, keunggulannya juga ada pada tingkat produktivitasnya. Dan seperti yang telah disebutkan, alpukat jenis varietas ini bisa bertahan cukup lama karena proses kematangan buahnya sendiri juga lama.
Dalam mengembangkannya, Agus membeli bibit alpukat dari para petani alpukat di daerah Baran, Ambarawa. Kemudian dia mulai dengan pembibitan dan memupuk isi alpukat hingga tumbuh. Setelah tumbuh dan berusia 1,5 tahun, bibit alpukat yang tumbuh itu distek atau disambung dengan bibit alpukat Wina yang sudah ada.
Baca Juga: KA Kedungsepur dan KA Lokal Cepu Beroperasi Lagi, Ini Syarat Naiknya…
Soal harga jual alpukat, jika dulunya dikenal saat musim kemarau harganya mahal dan saat musim penghujan harganya rendah, sekarang harga jual alpukat bisa dikatakan stabil dan laku di pasaran. Harganya sendiri terbagi dalam kategori. Untuk kelas A dihargai Rp21.000 per kilo, kelas B dihargai Rp15.000 per kilo, kelas C dihargai Rp11.000 per kilo dan kelas D dihargai Rp5.000 per kilo.
Hasil panen alpukat ini sendiri juga dikirim ke sejumlah kota dan pulau di Indonesia, seperti Solo, Jakarta, Bandung, Bogor, Bali dan Kalimantan. Sementara itu, dilansir dari Jateng.bps.go.id, Kabupaten Semarang memiliki tingkat produktivitas alpukat paling tinggi di Jawa Tengah. Hal itu tercatat pada 2020, jumlah produktivitas alpukat mencapai 207.622.
Baca Juga: Sakti! Bakul Gorengan di Magelang Ini Balik Masakannya Dengan Tangan