by Stefani Yulindriani Ria S. R - Espos.id Jogja - Selasa, 30 Juli 2024 - 19:51 WIB
Esposin, BANTUL – Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Bantul mencatat ada puluhan anak yang menjadi korban kekerasan selama Januari hingga Juli 2024.
Berdasarkan data UPTD PPA Bantul, ada 40 anak yang menjadi korban kekerasan selama Januari-Juli 2024. Dari jumlah tersebut, anak korban kekerasan psikis menduduki posisi teratas dengan 15 orang.
Kemudian 9 anak mengalami kekerasan fisik, 5 anak mengalami pencabulan, 5 anak mengalami penelantaran, 3 anak mengalami pelecehan seksual, 2 anak mengalami kekerasan berbasis gender online (KBGO), dan 1 anak mengalami eksploitasi.
Kepala UPTD PPA Bantul, Sylvi Kusumaningtyas, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul agar korban kekerasan yang masih berusia sekolah tetap dapat melanjutkan pendidikan.
"Saat ini semuanya melanjutkan pendidikan di sekolah formal," ujarnya, Selasa (30/7/2024).
Dia menyediakan psikolog dan pekerja sosial di UPTD PPA Bantul sebagai upaya pemulihan trauma korban kekerasan. Di sana, petugas UPTD PPA Bantul akan mendampingi dan mengedukasi korban agar proses reintegrasi sosial ke keluarga dan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, menurut Sylvi, ada pula Puspaga, Satgas PPA dan KPAD Bantul, serta kader PKDRT untuk mengantisipasi kekerasan pada anak.
Kepala Disdikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menilai ketika terjadi kekerasan terhadap anak, dinas bersama beberapa dinas terkait berkoordinasi untuk mencari akar masalah dan solusi.
"Dari sisi pendidikan, kami mengupayakan agar anak yang terkena masalah tetap bisa bersekolah atau tidak putus sekolah, karena pendidikan adalah hak dasar yang harus diperoleh setiap anak," ujarnya.