by Adhik Kurniawan - Espos.id Jateng - Rabu, 10 Juli 2024 - 13:40 WIB
Esposin, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah atau BPBD Jateng, mencatat ada grafis kenaikan daerah yang terdampak kekeringan memasuki pada Juli 2024 ini.
Terbaru, sudah ada sebanyak 21 desa di 14 kecamatan dari tujuh kabupaten/kota mengalami kekeringan.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul, mengatakan tujuh wilayah terdampak kekeringan itu berada di Kabupaten Cilacap dengan 10 desa dan Klaten ada enam desa.
Kemudian Kabupaten Semarang, Grobogan, Pati, Blora, dan Temanggung yang masing-masing ada satu desa terdampak kekeringan.
Kemudian Kabupaten Semarang, Grobogan, Pati, Blora, dan Temanggung yang masing-masing ada satu desa terdampak kekeringan.
“Total 21 desa, 14 kecamatan, tujuh kabupaten/kota [terdampak kekeringan], kata Chomsul kepada Esposin, Rabu (10/7/2024).
BPBD pun akhirnya mengirimkan bantuan air bersih untuk wilayah yang terdampak kekeringan tersebut. Total, ada 838.000 liter air bersih yang disuplai untuk memenuhi kebutuhan warga.
“Lalu Temanggung 10.000 liter, Grobogan 10.000 liter, Semarang 5.000 liter,” rincinya.
Distribusi air bersih tersebut dilakukan mulai tanggal 14 Juni hingga 4 Juli 2024. Sementara dananya ada yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten/kota dan bantuan CRS dari perusahaan.
“Total penerima manfaat [air bersih] 3.995 KK/12.733 juta jiwa,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat sudah ada empat kabupaten/kota di provinsi tersebut yang mengalami bencana kekeringan akibat musim kemarau pada 2024.
Dari keempat daerah itu, kekeringan paling parah terjadi di Kabupaten Klaten.
“Itu [332.000 liter] didistribusikam ke empat daerah yang terdampak [kekeringan]. Total ada 9 kecamatan dan 13 desa,” ujar Chomsul.