by David Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 1 Oktober 2015 - 19:20 WIB
SAR Gunungkidul mengembalikan empat unit kapal ke Dinsos DIY, satu di antaranya hilang mesin
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL – Empat kapal yang ditarik dari Search and Rescue Satlinmas Gunungkidul akhirnya diserahkan ke Dinas Sosial DIY pada Rabu (30/9/2015). Hanya saja, penyerahan itu salah satu kapalnya tidak dilengkapi dengan mesinnya, dikarenakan hilang.
Kepala Dinsosnakertrans Gunungkidul Dwi Warna Widi Nugraha mengatakan, adanya penyerahanan ini pihaknya tidak bertanggungjawab dengan empat kapal itu. Ia pun menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut ke Dinas Sosial DIY.
“Setelah penarikan di pertengahan April lalu, keempat kapal sempat kami simpan di kantor Tagana. Namun hari ini [kemarin] keempat kapal dikirim ke provinsi,” kata Dwi kepada awak media.
Dia menjelaskan, penarikan dilakukan karena bantuan itu tidak sesuai dengan peruntukan. Kapal batuan dari Kementerian Sosial seharusnya digunakan untuk kebencanaan terutama masalah banjir, namun kenyataannya kapal-kapal itu diberikan untuk operasional SAR.
“Berhubung tidak sesuai dengan peruntukan sehingga menjadi temuan oleh Inspektorat Jendral Kemensos. Oleh karenanya, keempat kapal itu harus ditarik,” ujarnya.
Disinggung mengenai salah satu mesin kapal yang hilang, Dwi Warna mengakui jika penyerahan kapal disesuaikan kondisi kapal saat ini. Itu artinya, penyerahan tersebut minus sebuah mesin kapal yang hilang.
“Kita serahkan apa adanya. Saya sudah memberikan edaran untuk mencari mesin yang hilang dan kalau perlu lapor ke polisi. Tapi kenyataanya hingga sekarang tidak ada tindak lanjutnya,” tutur dia.
Untuk diketahui, empat kapal yang ditarik dua berasal dari SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul di Pantai Sadeng dan dua kapal lainnya ditarik dari SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul di Pantai Baron.
Sebelumnya, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul Sunu Handoko mengakui bahwa ada salah satu kapal hibah dari pemerintah yang kehilangan mesin penggerak. Namun dia tidak tahu kronologi kejadian, sebab saat itu ia belum menjadi koordinator dan masih merupakan anggota biasa.
“Saya tidak tahu pasti, sebab kejadiannya di Sadeng, dan saat itu masih bertugas di Wediombo,” kata Handoko beberapa waktu lalu.
Disinggung mengenai surat edaran dari Dinsosnakertrans Gunungkidul, Handoko mengaku sudah berupaya mencari mesin yang hilang, dengan cara menelisik keterangan dari pengurus di periode yang lalu. Hanya saja upaya tersebut belum membuahkan hasil. Sedang untuk lapor polisi tidak berni karena takut dituduh membuat laporan palsu, karena detail kejadian yang tidak tahu persis.
“Saya sudah membuat surat balasan ke dinsosnakertrans. Intinya kami tidak sanggup, karena hilangnya mesin itu bukan saat pengurusan kami,” ujar Handoko.