by Andreas Tri Pamungkas Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Selasa, 3 Desember 2013 - 15:25 WIB
Harianregional.com, JOGJA- Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto enggan berspekuliasi terkait pelaku perusakan sejumlah makam di Jogja. Namun, ia yakin pelakunya bukan orang yang sakit jiwa (gila).
Usai menerima kunjungan trah Mataram dari Surakarta, Hadiwinoto mengatakan, dari pertemuan itu, Kasunanan Surakarta juga menceritakan adanya perusakan beberapa petilasan- petilasan di Surakarta.
Bagi Hadi, perusakan di Makam Purbo dan Wotgaleh berbeda, karena makam Purbo pelakunya kelompok, sedangkan di Wotgaleh cenderung individu.
Kendati kepolisian melaporkan perusakan di Wotgaleh dilakukan orang sakit jiwa, Hadi justru meragukan. "Kalau memang cah kurang sak setrip kok ke situ. Malah menjadi tanda tanya besar, apa ada yang menyuruh?," tuturnya.
Wotgaleh, menurut Hadi, telah memiliki pengamanan cukup ketat karena masuk dalam kompleks Akademi Angkatan Udara. Pintu masuk makam yang tadinya di selatan, kini telah dipindah ke sisi timur.
Hasil pertemuan kemarin, kata Hadi, akan dilaporkan ke Sultan. Selanjutnya, Kraton akan meminta keterangan dari Polda DIY tentang perkembangan hasil penyelidikan kasus ini.
Dari situ, lanjutnya, akan didalami mengenai ada atau tidak kesamaan motif perusakan makam.
"Sampai sekarang kami belum tahu sama atau tidak perusakan di Jogja dan Solo," ujarnya.
Atas banyaknya kasus perusakan makam itu, Hadi enggan berspekulasi ada upaya dari kelompok- kelompok tertentu untuk meniadakan budaya asli Jogja.