regional
Langganan

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Harga Gaplek Wonosari Turun, Rp2.400 Per Kg - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Selasa, 3 November 2015 - 22:20 WIB

ESPOS.ID - Tumpukan singkong kering di sebuah gudang pengepul di Desa Karangrejek, Wonosari, Senin (2/11/2015).(Harian Jogja/Uli Febriarni)

Pertanian Gunungkidul menghasilkan salah satunya ketela yang menjadi gaplek

Harianregional.com, GUNUNGKIDUL- Harga singkong kering atau gaplek mengalami penurunan, paskapanen singkong yang telah berlangsung Juli hingga Oktober 2015 lalu.

Advertisement

Hal ini dikemukakan oleh salah seorang pengepul gaplek di Karangrejek, Wonosari, yaitu Gatot pada Senin (2/11/2015). Ia menyatakan keheranannya atas penurunan harga gaplek, sementara panen singkong belum lama berlangsung.

Pasca panen singkong yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul pada bulan Juli hingga Oktober lalu, harga singkong kering atau biasa disebut gaplek di Gunungkidul justru mengalami penurunan. Padahal berdasarkan pengalaman yang ia miliki selama ini, harga gaplek akan mengalami kenaikan pasca panen raya singkong.

Gatot menjelaskan, untuk harga beli gaplek yang diberikan pabrik kini hanya Rp2.400 hingga Rp 2.600 per Kilogram (Kg). Padahal saat puncak panen singkong, harga gaplek sesungguhnya bisa menembus angka Rp 2.700 per Kg.

Advertisement

"Saya cukup pusing, sekarang ini stok petani mulai menipis, tetapi harga beli gaplek dari pabrik justru turun,” ucapnya.

Menurunnya harga beli gaplek ini membuat  pengepul lesu, karena mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengolah singkong menjadi gaplek.

"Sekarang saya beli dari petani saja tidak sepenuhnya kering, saya harus menjemurnya kembali agar bisa menjadi gaplek dengan kualitas bagus,” terangnya.

Advertisement

Dengan kondisi yang dialami saat ini, Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pabrik dan juga toko palawija tidak berani membeli gaplek dengan harga tinggi. Ia berharap agar harga gaplek mengalami kenaikan sebelum musim penghujan tiba.

Salah seorang warga yang juga menanam singkong, Kismoyo menyatakan perihatin atas kondisi turunnya harga jual gaplek ke pabrik. Ia menuturkan bahwa ia juga menanam singkong di lahannya, meski jumlah dan hasilnya tidak seberapa. Dan tidak digunakan untuk dijual dan diolah menjadi gaplek.

"Kalau untuk penanam singkong untuk kebutuhan pribadi tidak masalah, yang kasihan itu petani yang memang menanam untuk diproduksi menjadi gaplek. Harga gaplek justru turun di saat begini," ucapnya.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif