by Jumali Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 9 Desember 2013 - 12:42 WIB
ESPOS.ID - Ilustrasi pengemis (Dok/JIBI)
Harianregional.com, JOGJA- Para pengemis yang datang ke Jogja terorganisir. Dari data di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Jogja, biasanya mereka berasal dari sejumlah kawasan di luar DIY, seperti Magelang, Purworejo dan Klaten.
“Untuk mencegahnya, intensitas operasi akan kami tingkatkan dari dua kali menjadi empat kali dalam sebulan,” jelas Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans Jogja Octo Noor Arafat, Minggu (8/12/2013).
Mengenai upaya dari Dinas untuk melakukan pembinaan, Okto menambahkan para pengemis yang terjaring dalam razia akan langsung dibina di dua panti berbeda yakni di Panti Karya Mergangsan, Jogja dan Panti Sosial Bina Netra, di Sewon Bantul.
“Bagi warga luar DIY akan langsung kami tindak lanjuti dengan memulangkan mereka. Sementara untuk warga DIY akan dibina di dua panti tersebut. Harapannya mereka tidak akan mengulangi kegiatan tersebut,” harap dia.
Dia mengungkapkan selain memaksimalkan aksi prefentif, optimalisasi tindakan persuasif juga harus dilakukan. Salah satunya dengan memasang sejumlah papan imbauan agar tidak memberikan uang kepada pengemis.
Pemasangan papan itu sebenarnya telah dilakukan sejak 2009, namun pembaharuan dan penambahan jumlah dilakukan. “Jadi total papan yang terpasang ada 44 buah. Papan tersebut akan ditempatkan di 28 titik,” terang dia.