regional
Langganan

PENYAKIT DIFTERI : Belum Pernah Ditemukan di Gunungkidul, tapi Warga Diminta Waspada - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by David Kurniawan Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Jumat, 11 Maret 2016 - 18:20 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Penyakit difteri belum pernah ditemukan di Gunungkidul. Meski demikian, warga diminta waspada

Harianregional.com, GUNUNGKIDUL – Penyakit difteri mungkin masih awam bagi masyarakat, karena belum banyak kasus itu. Namun, penyakit ini mudah muncul apabila kedasaran untuk memberikan vaksin imunisasi kurang.

Advertisement

Ancaman akan bertambah nyata jika masyarakat kurang memperhatikan pola hidup bersih dan sehat.

Catatan Dinas Kesehatan Gunungkidul belum pernah menemukan warga yang terserang penyakit difteri. Namun pada 2005 lalu sempat ada seorang warga yang menjadi suspect difeteri. Hanya saja, setelah dilakukan cek laborat secara berkelanjutan hasilnya negatif.

Advertisement

Catatan Dinas Kesehatan Gunungkidul belum pernah menemukan warga yang terserang penyakit difteri. Namun pada 2005 lalu sempat ada seorang warga yang menjadi suspect difeteri. Hanya saja, setelah dilakukan cek laborat secara berkelanjutan hasilnya negatif.

“Meski belum ada kasusnya, masyarakat perlu waspada karena bisa muncul kapan saja,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Sumitro, Kamis (4/9/2016).

Dia menjelaskan, awal Februari lalu di beberapa daerah di Jawa Barat sempat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap difteri. Bahkan serangan penyakit ini sempat menimbulkan korban jiwa. Menurut Sumitro munculnya wabah difteri tidak lepas dari tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan imunisasi.

Advertisement

“Presentase imunisasi di Gunungkidul di atas 90%, namun kami akan terus melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi sehingga bisa terhidar dari wabah difteri,” ujarnya.

Diakui Sumitro untuk memberikan pemahaman akan pentingnya imunisasi tidaklah mudah. Pada 2014 lalu, upaya sosialiasi Dinkes sempat menadapat penolakan dari masyarakat. Penolakan itu tidak hanya di satu tempat saja, melainkan di beberapa desa yang ada di Kecamatan Wonosari dan Playen.

“Kami memang sempat ditolak, tapi setelah diberikan pengertian mereka sadar akan pentingnya pemberian vaksin. Namun dalam prosesnya tidak mudah, karena kami sempat menggelar pertemuan hingga empat kali,” ungkapnya.

Advertisement

Menurut dia, penolakan terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat imunisasi. Kondisi itu makin menguat adanya pernyataan dari warga, jika tanpa memberikan imunisasi anak-anaknya tetap bisa tumbuh sehat.

“Pemahaman ini yang perlu diluruskan, karena imunisasi sangat penting. Anak mereka tidak sakit karena tingginya kesadaran memberikan imunisasi, sehingga kekebalan setiap warga akan membentuk kekebalan komulatif yang berdampak terhadap lingkungan sekitar yang tidak mudah terserang penyakit,” papar Sumitro.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. Menurut dia, wabah difteri belum pernah ditemukan hingga sekarang. Kondisi ini terjadi karena tingkat kesadaran warga untuk melakukan imunisasi sudah sangat baik.

Advertisement

Namun demikian, kata Dewi, upaya sosialisasi akan terus dilakukan agar warga jadi semakin sadar akan pentingnya imunisasi untuk kesehatan.“Kita rutin melakukan sosialisasi, baik melalui kader PKK atau anggota Posyandu,” ungkapnya.

Untuk diketahui, penyakit difteri adalah penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang pada selaput lendir. Salah satu komplikasi dari penyakit ini bisa masuk ke peredaran darah dan ke otot jantung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot jantung hingga kematian.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif