by David Kurniawan - Espos.id Jogja - Minggu, 6 Agustus 2023 - 20:31 WIB
Esposin, GUNUNGKIDUL -- PDAM Tirto Handayani akan melakukan optimalisasi sungai bawah tanah di Ngobaran, Kalurahan Kanigoro, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Anggaran yang disiapkan untuk pembangunan itu senilai Rp30 miliar.
Selain di Ngobaran, proyek optimalisasi sungai bawah tanah untuk peningkatan layanan air bersih juga dilakukan di sumber Seropan di Kalurahan Gombang, Ponjong.
Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto, mengatakan optimalisasi sumber di sungai bawah tanah Seropan sudah dimulai. Rencananya optimalisasi juga dilakukan di sungai bawah tanah Ngobaran.
Hal ini ditandai dengan survei yang dilakukan bersama-sama dengan tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) meninjau lokasi sumber dan bak penampungan penunjang pada Jumat (4/8/203).
Hal ini ditandai dengan survei yang dilakukan bersama-sama dengan tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) meninjau lokasi sumber dan bak penampungan penunjang pada Jumat (4/8/203).
“Tinjauan bertujuan untuk melihat kesiapan dalam proses optimalisasi sumber di Ngobaran,” kata Toto kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).
Dia menyampaikan sungai bawah tanah Ngobaran memiliki debit sekitar 200 liter per detik. Namun, hingga saat ini yang dimanfaatkan baru 40 liter per detik. Nantinya akan ditingkatkan menjadi 140 liter per detik.
Hingga kini layanan dari Sumber Ngobaran baru menyasar warga di Kapanewon Saptosari, Panggang dan Paliyan. Ia tidak menampik dengan kapasitas produksi 40 liter per detik, aliran belum sepenuhnya lancar karena ada sistem gilir antar pelanggan.
Meski demikian, lanjut Toto, rencana peningkatan menjadi 140 liter per detik diharapkan aliran ke pelanggan makin lancar. Selain itu, sambungan baru juga bisa menyasar warga di Kapanewon Purwosari.
“Sekarang masih proses lelang dengan alokasi pembangunan Rp30 miliar,” katanya.
Kepala Bidang Keterpaduan Pengelolaan Infrastruktur Sumber Daya Air (KPISDA) Serayu Opak, Yuliana Tandju, mengatakan butuh kolaborasi antara PDAM dan BBWSSO dalam rangka optimalisasi sumber air Ngobaran. Hal ini dilakukan agar layanan ke masyarakat bisa terus ditingkatkan.
“Ke depannya bersama-sama mengupayakan dan mendukung program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan air baku secara berkelanjutan,” katanya.
Dia menjelaskan, optimalisasi di Ngobaran menggunakan dana APBN senilai Rp28,5 miliar. Rinciannya, Rp28,5 miliar untuk pembangunan intake, jaringan perpipaan. Sedangkan sisanya Rp 1,5 miliar untuk biaya konsultan.
“Untuk tahun ini pembangunan bisa diselesaikan. Sedangkan tahun depan dilanjutkan ke sistem perpipaan guna mendukung layanan ke masyarakat,” katanya.