by Switzy Sabandar Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 21 September 2012 - 15:10 WIB
SLEMAN — Sejumlah pembina Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Sleman berharap pemerintah memperhatikan nasib mereka. Meski bersifat sosial, mereka ingin mendapat insentif.
Tri Suratin, pembina PAUD Harapan Kita Hargobinangun Pakem, menyebutkan sudah tiga tahun mengabdi sebagai pengajar di PAUD tersebut dan belum pernah sekalipun memperoleh insentif. "Ya saya tahu ini kerja sosial, tetapi alangkah baiknya jika nasib kami juga diperhatikan, terlebih bagi yang sudah mengajar tahunan," paparnya kepada Harian Jogja, Kamis (20/9).
Selama ini, lanjutnya, PAUD Harapan Kita hanya memungut Rp5.000 per bulan kepada orangtua siswa untuk membeli kebutuhan operasional belajar mengajar.
Hal serupa juga diutarakan pembina PAUD lainnya, Sri Hardiyanti. Menurut dia, sebagian besar murid PAUD mereka berasal dari keluarga tidak mampu, sehingga tidak mungkin menarik biaya lebih besar. Pembina yang berasal dari kelompok-kelompok PKK pun menjadi pengajar di PAUD dengan beberapa kali mengikuti pelatihan pembina PAUD yang diadakan pemerintah. "Memang tidak berorientasi keuntungan apalagi meminta gaji rutin, tetapi kami akan senang jika mendapat insentif," tutur dia.
Berdasarkan data yang diperoleh beberapa waktu lalu, saat ini di Kabupaten Sleman terdapat play group (kelompok bermain) sebanyak 219 lembaga dengan jumlah siswa 6.755 anak, dan 507 Satuan PAUD Sejenis dengan jumlah warga belajar sebanyak 20.580 anak.(ali)