by Newswire Monica Cahyaningrum - Espos.id Regional - Kamis, 15 Oktober 2020 - 14:08 WIB
Esposin, MADIUN – Telur asin dikenal menjadi oleh-oleh khas dari Brebes, Jawa Tengah. Tak hanya rasanya yang nikmat, nilai historis telur asin yang unik membuatnya kian istimewa.
Kini, telur asin Brebes ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia dalam sidang Kemendikbud pada 6-9 Oktober 2020. Awalnya telur asin hanya bagian dari ritual sembahyang pada Dewa Bumi oleh masyarakat peranakan Tionghoa. Kini telur asin diakui secara nasional.
Melihat keunikan dari telur asin Brebes ini, inilah sejarah dan fakta menarik dari telur asin yang dirangkum dari suara.com (15/10/2020):
Beberapa generasi pengusaha telur asin perintis di Kabupaten Brebes di antaranya Tjoa, dan Lina Pandi. Melalui keluarganya, wangsa Tjoa memulai penjualan telur asin dalam keluarga peranakan Tionghoa lainnya.
Kepiawaian warga Tionghoa dalam bidang kuliner memang tak bisa dimungkiri. Proses pengasinan merupakan keahlian yang telah lama mereka kuasai, termasuk dalam pengasinan telur asin. Booming telur asin tak hanya dimiliki oleh keturunan Tionghoa peranakan. Beberapa mantan pekerja telur asin di keluarga Tionghoa akhirnya membentuk usaha sendiri.
Pola pengembangan budidaya ternak itik dilakukan dengan cara diangonkan (digembalakan) di bekas sawah yang telah panen. Kedua dengan cara dikandangkan (pangon), yang letaknya berdekatan dengan tepi sungai. Pola asupan makanan menjadi penting untuk jenis pembudidayaan pangon.
Inilah yang membedakan dengan telur asin sejenis yang diproduksi di luar Brebes. Ketahanan telur asin Brebes mencapai 7 hari atau seminggu.
Oleh karena itu telur asin Brebes dapat dijadikan sebagai warisan budaya kuliner yang keberadaannya harus dilestarikan.