regional
Langganan

Mengenal Pudunan, Tradisi Masyarakat Islam Kejawen di Cilacap seusai Lebaran - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Dela Annisa  - Espos.id Jateng  -  Senin, 27 Februari 2023 - 21:06 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi tradisi Pudunan di Cilacap. (sma.pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id)

Esposin, CILACAP -- Sebagai kabupaten dengan wilayah terluas di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Cilacap rupanya dihuni berbagai masyarakat yang memiliki berbagai budaya dan tradisi. Salah satunya adalah tradisi pudunan yang biasa digelar masyarakat Islam Kejawen di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

Tradisi ini biasa dilakukan setiap selesai Lebaran. Tradisi ini ditandai dengan para pria membawa bambu dan kemudian dibelah tipis-tipis agar bisa dijadikan tali temali sebelum tradisi dimulai. Sementara, para perempuang menyiapkan bahan-bahan mentah yang hendak dibawa ritual ke sebuat tempat bernama Daun Lumbung yang terletak di Cilacap Selatan.

Advertisement

Dikutip dari berbagai sumber, Pudunan merupakan tradisi tahunan untuk ziarah ke Makam Panembahan Daun Lumbung di Cilacap Selatan dan Pakuncen, Banyumas. Di dalam ritual itu, para peserta akan berjalan kaki kurang lebih 20 km menuju Daun Lumbung. Tetapi sebelum melakukan ziarah di Daun Lumbung, ada dua hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu, yaitu prosesi dandan dan napak tilas silaturahmi.

Sebelum dimulainya ritual Pudunan, warga terlebih dahulu melakukan prosesi Dandan. Dandan adalah ritual di kalangan umat Islam Kejawen untuk menyiapkan bahan makanan mentah yang akan dibawa ke Daun Lumbung. Dalam tradisi ini, masyarakat menggunakan bambu untuk membuat alat pemikul. Beberapa bahan yang akan dibawa adalah beras, kelapa, cabai, ketela dan lainnya. Pudunan adalah napak tilas silaturahmi yang dilakukan masyarakat setelah merayakan Idul Fitri. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun. Dalam ritual ini, umat Islam Kejawen Kalikudi yang tinggal di kawasan Adipala Cilacap menempuh jarak puluhan kilometer menuju Daun Lumbung dengan berjalan kaki. Setelah kedua prosesi tersebut dilaksanakan, mereka akan melaksanakan prosesi inti yakni ziarah ke makam Panembahan Daun Lumbung. Setelah berjalan kaki puluhan kilometer, sesampainya di Daun Lumbung mereka menggelar prosesi Pudunan. Prosesi tersebut meliputi selametan di Pasemuan dan ziarah ke makam Panembahan Daun Lumbung. Usai prosesi berakhir, warga akan kembali ke Kalikudi. Sesampainya di tempat asal, Kiai Kunci akan menerima mereka di tempat ibadah yang telah ditentukan. Kemudian mereka dapat kembali ke rumah masing-masing.
Advertisement
Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif