regional
Langganan

Membaca Kekuatan Paslon Andika-Hendi & Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng 2024

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Sabtu, 28 September 2024 - 19:48 WIB

ESPOS.ID - Suasana Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Media Online Kota Semarang (FOMOS) dengan tema “Membaca Peta Politik Pilgub Jawa Tengah 2024; Seberapa Besar Peluang Masing-masing Paslon?” di Rumah Popo Kawasan Kota Lama Semarang, Jumat (27/9/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Espos.id, SEMARANG – Pertarungan antara kedua pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Jawa Tengah (Jateng) 2024, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi alias Hendi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin diprediksi akan berlangsung sengit. Kendati demikian, Luthfi-Yasin unggul di atas kertas karena memiliki dukungan mayoritas partai politik di kursi parlemen.

Hal itu terungkap pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Media Online Kota Semarang (FOMOS) dengan tema “Membaca Peta Politik Pilgub Jawa Tengah 2024; Seberapa Besar Peluang Masing-masing Paslon?” di Rumah Popo Kawasan Kota Lama Semarang, Jumat (27/9/2024). Diskusi ini menghadirkan peneliti Kanigoro Network, Joko Kanigoro; pengamat politik UIN Walisongo, M Kholidul Adib; dan pengamat politik Unika Soegijapranta, Andreas Pandiangan.

Advertisement

Peneliti Kanigoro Network, Joko Kanigoro, memaparkan hasil survei 1 hingga 6 September 2024 menempatkan elektabilitas Luthfi-Yasin sebesar 45,2 persen, atau unggul tipis dari Andika-Hendi di angka 37,7 persen. Meski demikian, masih ada 17,1 persen pemilih yang belum menentukan pilihan.

Adapun elektabilitas Luthfi-Yasin lebih unggul karena dipengaruhi dukungan koalisi gemuk serta sosialisasi yang lebih lama dibanding Andika-Hendi. Jika tren ini bertahan, maka paslon usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu menjadi ancaman serius bagi dominasi PDIP di Jateng yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng.

Advertisement

Adapun elektabilitas Luthfi-Yasin lebih unggul karena dipengaruhi dukungan koalisi gemuk serta sosialisasi yang lebih lama dibanding Andika-Hendi. Jika tren ini bertahan, maka paslon usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu menjadi ancaman serius bagi dominasi PDIP di Jateng yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng.

“Kalau nanti kemudian hingga akhir Pilkada trennya Ahmad Luthfi dan Gus Yasin naik, ini menjadi ancaman serius bagi PDIP yang notabenenya Jawa Tengah ini diklaim PDIP sebagai kandang banteng,” kata Joko saat sesi diskusi, Jumat.

Pengamat politik UIN Walisongo, M Kholidul Adib, membenarkan bila Luthfi-Yasin unggul di atas kertas karena memiliki dukungan mayoritas partai di kursi parlemen. Imbasnya, Andika-Hendi yang hanya didukung PDIP dipediksi akan kewalahan dalam menghadapi Luthfi-Yasin yang mengeroyoknya.

Advertisement

Meskipun bila dilihat dari komposisi pemilih, karakter pemilih di Jawa Tengah yang cenderung agamis-religius atau membuat Luthfi-Yasin untung. Sebab, Gus Yasin yang selama ini dikenal sebagai representasi kaum santri bisa mengambil ceruk suara dari kaum nahdliyin.

“Di pasangan 1 Andika-Hendi kelemahanya tidak ada agamisnya, dengan adanya Gus Yasin maka Pak Luthfi mendapatkan berkah tersendiri. Gerakan santri dan pesantren menjadi kekuatan bagi Luthfi-Yasin,” nilai Kholidul.

Sementara itu, Pengamat politik Unika Soegijapranata, Andreas Pandiangan, senada dengan pernyataan keberadaan Gus Yasin di kubu pasangan calon nomor urut 2 menjadi modal besar yang harus diwaspadai PDIP dan pasangan calon nomor urut 1, Andika-Hendi.

Advertisement

Ia berkaca pada Pilgub 2018 lalu, di mana ketokohan Gus Yasin yang saat itu menjadi wakil gubernur Ganjar Pranowo memiliki andil besar untuk mengantarkan pasangan Ganjar-Yasin sebagai pemenang mengalahkan Sudirman Said-Ida Fauziah.

“Kita lihat kemenangan Ganjar Pranowo saat itu dipengaruhi oleh Taj Yasin. Kemudian orang yang memilih partai hanya 20 persen, yang 80 persen ini,” ungkap Andreas.

Andreas menambahkan, Luthfi-Yasin saat ini sedang menghadapi tantangan serius seiring munculnya berbagai isu dan narasi yang beredar di media sosial (medsos). Narasi perang bintang antara Rambo vs Sambo dinilai bisa mempengaruhi preferensi pemilih di Pilgub Jateng 2024.

Advertisement

“Perang Bintang menjadi image negatif sebetulnya bagi Luthfi-Yasin. Namun kemudian kenapa kedua pasangan calon ini tidak adu gagasan, ini mungkin menjadi bagian dari strategi untuk meyakinkan pemilih yang mana Jawa Tengah tingkat partisipasinya cukup tinggi,” imbuhnya.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif