regional
Langganan

MAHASISWA UII MENINGGAL : Pelaku Ditangkap, Keluarga Asyam Berharap Kejadian Serupa Tidak Terulang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Yudho Priambodo Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 2 Februari 2017 - 04:40 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Keluarga secara jelas meminta tuntutan hukuman bagi para tersangka yang sesuai dengan ketentuan hukum.

Harianregional.com, SLEMAN- Ditangkapnya dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus meninggalnya tiga mahasiswa anggota mapala Unisi UII yang mengikuti kegiatan diksar membuat pihak keluarga meminta beragam tuntutan khususnya hukuman yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh para tersangka.

Advertisement

Paman Almarhum Syaits Asyam mahasiswa jurusan Teknik Industri UII yang menjadi korban jiwa menuturkan, pihaknya sudah sepenuhnya menyampaikan kasus ini kepada petugas yang berwajib. Dengan demikian keluarga secara jelas meminta tuntutan hukuman bagi para tersangka yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

"Kami serahkan pada petugas kepolisian, supaya dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku," katanya, rabu (1/2).

Dikatakannya, jauh dari tuntutan hukum bagi para tersangka pihak keluarga justru berharap ke depan jangan ada lagi tindak kekerasan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang mencoreng nama baik dunia pendidikan khususnya di Kota Yogyakarta yang notabene adalah kota pelajar.

Advertisement

"Harapan kami yang terpenting justru ke depan jangan ada lagi kekerasan didunia pendidikan. Semoga ini yang terakhir dan tidak akan terjadi lagi," ujar Lilik.

Ia menambahkan dengan ditahannya dua pelaku tersebut pihaknya berharap kasus ini segera mendapat kejelasan dan terbuka. Lilik menjelaskan, keluarga sangat yakin jika dalam pelaksanaan kegiatan diksar yang diikuti oleh 37 peserta dan sampai memakan tiga korban meninggal dunia tersebut tidak lepas dari tindakan penganiayaan oleh panitia ataupun senior.

Lilik juga menjelaskan, hingga saat ini kronologis sakitnya Asyam saat mengikuti diksar hingga banyaknya luka di tubuh almarhum juga masih menjadi misteri untuk pihak keluarga. Pasalnya, kata Lilik, hingga satu pekan jenazah keponakannya dikebumikan belum ada satupun pihak panitia diksar yang mendatangi pihak keluarga korban untuk menjelaskan kronologis kejadian yang sampai merenggut tiga nyawa peserta diksar itu.

Advertisement

"Sampai hari ini belum ada satupun pihak panitia yang datang ke kami untuk menceritakan kronologis kejadian sebelum Asyam dibawa ke rumah sakit. Sekarang dua orang ditahan, kami berharap kejelasan kronologis itu akan terjawab dengan penyidikan yang dilakukan oleh petugas," ujarnya.

Selama ini, tambah Lilik, yang diketahui oleh keluarga almarhum Asyam sakit karena mengalami gagal pernafasan seperti yang diberitahukan dokter sewaktu pihak keluarga berada di rumah sakit waktu itu. Namun demikian dengan melihat luka di sekujur tubuh dan hasil autopsi yang dilakukan pihak keluarga merasa ada penyebab lain saat Asyam bisa mengalami sakit yang begitu parah saat itu.

"Ya yang kami taukan saat itu Asyam dibawa ke rumah sakit karena gagal pernafasan. Tapi melihat kondisinya, sepertinya ada penyebab lain itu yang kami harap dapat segera terbuka karena sampai saat ini memang kamipun belum diberi kejelasan oleh panitia," tegasnya.

Advertisement
Sumadiyono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif