by Imam Yuda Saputra Jibi Semarangpos.com - Espos.id Regional - Jumat, 27 Januari 2017 - 15:50 WIB
Semarangpos.com, SEMARANG — Tewasnya tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) saat menjalani pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Unisi di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jateng, membuat Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M. Nasir, gusar.
Ia khawatir permasalahan sebagaimana terjadi di Diksar Mapala Unisi yang membuat mahasiswa UII meninggal itu akan kembali terjadi pada masa mendatang. Oleh karena itu, Menristekdikti akan menerapkan aturan yang tegas terkait tindak kekerasan yang terjadi di kampus.
"Kalau kemarin-kemarin kan yang dihukum cuma mahasiswanya [pelaku]. Besok harus lebih tegas. Manajemen dan kampusnya harus bertanggung jawab," ujar Nasir saat menghadiri Pembukaan Dies Natalis ke-52 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di kampus Gunungpati, Semarang, Jumat (27/1/2017).
Nasir berharap dengan sanksi yang tegas itu segala tindak kekerasan dan penganiayaan di kalangan kampus bisa berakhir. Ia menargetkan pada 2017 ini tidak ada lagi kasus kekerasan yang melibatkan mahasiswa di lingkungan kampus. "Ini harus segera dihentikan. Semua kekerasan maupun bullying tahun ini harus dihentikan," beber Nasir.
Nasir juga meminta aparat kepolisian mengusut tuntas tindak kekerasan dalam Diksar Mapala Unisi yang menyebabkan tiga mahasiswa UII meninggal dunia di lereng Gunung Lawu, Minggu (22/1/2017). Jika terbukti bersalah, pelaku harus menjalani sanksi berat mulai dari di penjara hingga dikeluarkan dari kampus.