by Dinda Leo Listy Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Sabtu, 19 Mei 2012 - 14:45 WIB
Libur memperingati Kenaikan Isa Almasih, Kamis (17/5), yang dilanjutkan cuti bersama pada Jumat (18/5) lalu rupanya belum membawa berkah bagi sebagian desa wisata di Bantul. Salah satunya di Desa Canden, Jetis.
Sabtu (19/5) siang, lima perahu naga yang tampak garang tiap kali festival Peh Cun (perayaan masyarakat Tionghoa tiap bulan ke lima penanggalan Imlek) hanya tertambat di tepian Kali Opak yang melintasi Desa Canden, tepatnya di Dusun Sraten.
Dari lima perahu yang semuanya bercat merah dan biru itu, hanya satu saja yang masih lengkap dengan hiasan kepala dan ekor naga di haluan dan buritannya.
“Hiasan empat perahu lain sengaja dilepas,” kata salah satu warga setempat, Gusda, 25, saat berbincang dengan Harian Jogja.
Menurut Gusda, hiasan tersebut baru akan dipasang jika ada rombongan wisatawan yang datang dan ingin menyewa perahu untuk menyusuri Kali Opak. “Tetapi, belakangan ini sepi. Tidak pernah terlihat ada wisatawan yang datang,” imbuh Gusda.
Hal itu dibenarkan Bambang Dwi Priyoko, 29, warga setempat yang bertugas merawat perahu bantuan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul itu. “Dulu memang kondang dengan sebutan wisata Dayung Opak,” kenang Bambang.
Menurut Bambang, cukup membayar Rp150.000, rombongan wisatawan yang terdiri dari 12 hingga 15 orang dapat menikmati tenangnya arus Kali Opak sembari menikmati panorama yang memukau di sepanjang tepiannya.
Selama sekitar satu jam, rombongan wisata itu akan diantarkan menyusuri Kali Opak mulai dari Dusun Sraten hingga Bendung Tegal, Kebonagung, Imogiri. Jarak tempuhnya sekitar satu kilometer. Selanjutnya, wisatawan akan diantar kembali ke dermaga.
Karena libur panjang pekan ini belum mendatangkan rombongan wisatawan, empat pendayung perahu naga asal Dusun Sraten memutuskan untuk menekuni pekerjaan masing-masing. “Kalau gencar dipromosikan, mungkin banyak yang mampir,” imbuh Bambang.(ali)