by Imam Yuda Saputra Jibi Semarangpos.com - Espos.id Regional - Selasa, 2 Agustus 2016 - 11:50 WIB
Semarangpos.com, SEMARANG — Delapan lulusan SMA Semesta Bilingual Boarding School harus mengurungkan niatnya melanjutkan pendidikan di Turki gara-gara terjadi kudeta di negeri itu. Kedelapan lulusan Sekolah Semesta Semarang itu kini harus melanjutkan pendidikan mereka di perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Kepala Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang, M. Harris. Haris mengakui batalnya kedelapan lulusan sekolahnya itu berangkat ke Turki dengan fasilitas beasiswa karena adanya tudingan dari pemerintah Turki yang menganggap sekolah itu berhubungan dengan organisasi pimpinan ulama Fethullah Gulen, tokoh yang diangap bertanggung jawab atas kudeta Turki beberapa waktu lalu.
"Dengan tudingan itu kami jadi tidak berani memberangkatkan para siswa ke Turki. Praktis, program beasiswa ke Turki itu kami tunda. Para siswa juga bingung, alhasil mereka mendaftar kuliah di perguruan tinggi swasta, karena yang negeri sudah tutup semua," terang Harris saat dihubungi Semarangpos.com, Senin (1/8/2016).
Harris menambahkan batalnya berangkat kedelapan tamatan Semesta BBS Semarang itu untuk mengenyam pendidikan di negeri dua benua itu sebenarnya sangat ironis. Apalagi, mengingat mereka itu memiliki prestasi pendidikan di atas rata-rata. Harris bahkan mengklaim kedelapan mantan siswanya itu merupakan jawara olimpiade sains.
Meski memaparkan terpetinci kisah tragis kedelapan lulusan Semesta BBS Semarang tersebut, Harris enggan menyebutkan nama-nama mereka. "Intinya mereka batal berangkat. Keputusan ini juga sudah disetujui oleh para wali murid. Para wali murid juga takut jika anaknya harus melanjutkan kuliah di Turki, sementara situasi politik di negara itu juga sedang bergejolak," imbuh Harris.
Sementara itu, terkait tudingan dari Pemerintah Turki yang disampaikan melalui Kedutaan Besar (Kedubes) Turki bahwa sekolahnya terkait dengan teroris pelaku kudeta Turki, pihak Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang bakal menyampaikan surat keberatan. Surat itu akan disampaikan secara langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. "Rencana, Kamis [4/8/2016] nanti, kami dijadwalkan bertemu beliau [Mendikbud]," imbuh Harris.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya