by Redaksi - Espos.id Jogja - Rabu, 9 November 2016 - 16:55 WIB
Esposin, JOGJA - Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi bahan lelucon dalam Kongres Kebudayaan Jawa (KBJ) Ke-6 hari kedua di Hotel Inna Garuda, Rabu (9/11/2016).
Dalam kesempatan itu Muhadjir sebenarnya tidak hadir dalam kongres hari kedua itu, kehadirannya diwakilkan oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Sri Hartini.
Sambutan apresiasi terhadap KBJ juga dibacakan oleh Sri Hartini. Di sinilah awal mula terjadi kekonyolan. Di depan para pakar-pakar bahasa Jawa, Sri Hartini berupaya memberikan sambutan dengan bahasa Jawa. Dia berusaha menterjemahkan sambutan tertulis Mendikbud secara spontan dalam bahasa Jawa.
Hasilnya, sambutan yang dia ucapkan justru menjadi bahan gunjingan peserta kongres.
"Sakmenika kawula dipun aturi nyaosaken makalah kunci dalam Konggers Bahasa Jawa. Salam hormat saking bapak Mendikbud untuk para peserta KBJ ke-6 dan mohon maaf Mendikbud tidak bisa hadir maka mengutus saya," demikian salam pembuka dari Sri Hartini yang langsung membuat peserta kongres terpana.
Sambutan yang dia sampaikan semakin tidak lancar. Sri masih berusaha menerjemahkan sambutan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa meski sudah terlihat kepayahan. Hingga akhirnya, beberapa peserta diklat yang sangat paham dengan komunikasi bahasa Jawa memintanya untuk tidak memaksakan diri.
"Pakai bahasa Indonesia saja daripada membingungkan," celetuk salah peserta kongres.
Mendengar keluhan tidak nyaman dari peserta kongres akhirnya Sri tidak lagi menerjemahkan. Dia selanjutnya menuntaskan sambutan Mendikbud dengan bahasa Indonesia dan lebih lancar serta mudah dipahami.
"Mohon maaf, saya memang kurang menguasai bahasa Jawa. Apalagi saya sudah lama meninggalkan kampung dan tinggal di Jakarta," papar dia menyatakan permohonan maafnya.