by Uli Febriarni & Switzy Sabandar Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 7 Mei 2014 - 16:15 WIB
Harianregional.com, JOGJA - Akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, jumlah pasien gangguan jiwa di Kota Jogja meningkat.
Meski tidak dapat menyebutkan data secara detil jumlah pasien gangguan jiwa pada tahun sebelumnya, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Jogja, Agus Sudrajat mengatakan rata-rata terdapat 300 pasien per bulan pada 2014.
"Rata-rata pasien berusia 20 tahun ke atas. Khusus Januari 2014, tercatat 365 orang pasien di klinik kejiwaan kami," kata dia kepada Harianregional.com, Selasa (6/5/2014).
Dijelaskan Agus, kasus kejiwaan pasien berupa ketidakmampuan dalam menghadapi stressor (penyebab stress), yang muncul dari kehidupan keseharian di lingkungan kota. Agus menggambarkan, kehidupan sehari-hari di Jogja saat ini sarat dengan beragam hal yang dimungkinkan dapat memicu stres. Sebagai contoh saling berebut saat mengemudi di jalan raya, persaingan bisnis, ekonomi, karier.
"Bila kalah bersaing dan tidak kuat mental, berpotensi mengalami gangguan kejiwaan," terang Agus saat ditemui di ruangannya.
Dilanjutkan Agus, hanya saja kemampuan masing-masing orang berbeda dalam menyikapi stressor. Bila orang tersebut tidak kuat secara fisik, biasanya gejala stres ditunjukkan dalam bentuk gangguan lambung, atau sakit kepala, hingga nyeri dada tanpa penyebab yang jelas. Sedangkan untuk yang tidak kuat mental, akan mengalami gangguan kejiwaan.