by Aries Susanto Jibi Solopos - Espos.id Regional - Senin, 2 Maret 2015 - 19:05 WIB
Madiunpos.com, MADIUN – Jangan pernah bertanya bagaimana penderitaan Mbok Sirah ini. Nenek 61 tahun ini tak hanya hidup berkawan kemiskinan sepanjang tahun. Namun, ia juga hidup dan menghidupi ketiga orang kelainan jiwa. Mereka adalah adik-adiknya satu kandung.
Sehari-hari, warga Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun ini hidup dengan mengandalkan jatah beras warga miskin (Raskin) dari pemerintah. Betapa pun murahnya harga raskin itu, namun bagi Mbok Sirah tetaplah tak terjangkau. Ia pun harus menebus jatah raskin itu dengan cara utang ke sejumlah tetangganya.
Informasi yang dihimpun Madiunpos.com, ketiga adik Mbok Sirah mengalami kelainan jiwa sejak beberapa tahun silam.
Rusdi, salah satu adiknya kini terpaksa dipasung. Rusdi mengalami gangguan kejiwaan seusai bekerja sebagai buruh jaga rumah serta memberi makan ternak majikannya.
Sedangkan kedua adiknya lainnya, Satun dan Simah juga mengalami hal serupa sejak belasan tahun silam. Mereka mengalami sakit jiwa setelah Satun dan Simah bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Kuala Tungkal, Riau.
Mereka sama-sama tak memiliki suami. Satun ditinggalkan suaminya setelah ia mengalami sakit jiwa. Satu-satunya bantuan dari pemerintah yang diterima Mbok Sirah ialah uang kompensasi kenaikan BBM senilai Rp400.000.
Saat ini, orang-orang malang itu tinggal di rumah sederhana warisan orang tuanya di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Di sanalah, Mbok Sirah merawat penuh ketekunan ketiga adiknya yang mengalami gangguan jiwa itu.
Mbok Sirah adalah potret warga miskin yang terpasung kemiskinan sebagaimana adik-adiknya yang harus hidup dalam pasungan. Mbok Sirah membutuhkan perhatian pemerintah dan uluran tangan kita semua.
KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.