by Dinda Leo Listy Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 8 Maret 2012 - 17:55 WIB
ESPOS.ID - More than just publish.
BANTUL—Gemas lantaran jalan rusak di Desa Wonolelo tidak kunjung diperbaiki, belasan warga dari Paguyuban Warga Etan Kali Opak di Kecamatan Pleret mendatangi gedung DPRD Bantul, Kamis (8/3).
Selain ditemui sejumlah anggota Komisi C DPRD Bantul, warga dari Desa Wonolelo, Bauran, dan Segoroyoso itu juga disambut sejumlah kepala dinas maupun para wakil dari instansi terkait.
Perwakilan dari Desa Wonolelo, Mujadi menuturkan, kedatangan mereka ke DPRD Bantul untuk menanyakan hasil audensi kedua antara warga, dewan, dan sejumlah dinas terkait pada Jumat (24/2) lalu di Joglo Balai Desa Wonolelo.
“Sudah dua kali audensi (pertama di Masjid Kedungpring, Wonolelo) namun belum juga ada solusi. Maka itu kami menanyakan kemari,” kata dia.
Sama dengan dua kali audensi sebelumnya, kemarin warga kembali mendesak agar perbaikan jalan Desa Wonolelo yang menghubungkan Kecamatan Pleret dan Dlingo segera dilakukan. Sebab, pemrakarsa pertambangan tanah urug di bukit Wonolelo, tepatnya di Dusun Cegokan, telah menghentikan aktivitasnya sejak Jumat (17/2) lalu.
Selain itu, warga juga mendesak agar kualitas jalan Desa Wonolelo ditingkatkan hingga setara dengan jalan Kabupaten (beraspal hotmix).
Wakil Ketua DPRD Bantul, Surotun mengaku pihak Pemkab sudah dua kali mengirimkan material pasir dan batu di lokasi jalan rusak. “Apakah material itu sudah dimanfaatkan untuk perbaikan atau belum, saya belum mengecek,” ujar dia.
Kepala Seksi Pengendalian Dinas SDA Bantul, Wiyono mengatakan, pemrakarsa pertambangan harus ikut bertanggung jawab terhadap dampak kerusakan akibat pertambangan.(ali)