by David Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 17 Maret 2017 - 05:20 WIB
Isu PKI bangkit kembali menyeruak
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL – Masyarakat diminta tenang dan tidak mudah terprovokasi terhadap isu yang berkembang. Hal ini disampaikan oleh Komandan Kodim 0730/GK Letnan Kolonel Muhammad Taufik Hanif saat dimintai tanggapan tentang beredarnya DVD diduga tentang ajaran komunis di Ponjong.
Baca Juga : ISU PKI BANGKIT : Warga Diminta untuk Tetap Waspada
Komandan Kodim 0730/GK Letnan Kolonel Muhammad Taufik Hanif mengungkapkan, penyebaran video itu tidak hanya terjadi di Gunungkidul. Sebab daerah lain seperti Kulonprogo juga mendapatkan kiriman yang sama.
“Untuk pengungkapan sendiri, kami akan bekerjasama dengan jajaran Polres Gunungkidul,” katanya lagi.
Sebelumnya diberitakan, pada Senin (6/3/2017) lalu, beberapa desa di Kecamatan Ponjong mendapatkan kiriman aplop dari komunitas Falun Dafa yang beralamatkan di Sleman. Dalam paket kiriman itu terdapat satu bandel proposal izin untuk menyelenggarakan kegiatan senam kesehatan. Selain itu, di dalam amplop terdapat empat keeping DVD, dengan rincian dua kaset bermaterikan tentang kegiatan komunitas. Sedang dua kaset lainnya bermaterikan tentang sembilan komentar partai komunis.
Dua keping DVD yang berkaitan tentang komunis inilah yang membuat resah Pemerintah Desa Genjahan, Ponjong. Adanya kiriman itu, Kepala Desa Genjahan Agus Hariyanto mengaku langsung mengirimkan video tersebut ke Mapolsek Ponjong.
“Saya belum sempat lihat karena dari sampulnya sudah mencurigakan sehingga kami tidak mau ambil risiko. Untuk itu, barang tersebut langsung diserahkan ke anggota Bhabinkamtibmas yang bertugas di sini [Desa Genjahan],” kata Agus, Rabu (15/3/2017).
Ditambahkan Agus, adanya video yang mencurigakan itu maka pihak desa tidak memberikan respon terhadap proposal kegiatan yang diajukan. Di satu sisi, sambung dia, kelompok pengirim juga tidak lagi mencari kabar terkait dengan proposal yang diajukan.
“Kita tidak menerima kabar lagi. Apalagi kejadiannya juga sudah terjadi satu minggu yang lalu dan hingga sekarang [Rabu, 15/3/2017] tidak ada lagi surat atau apa yang masuk ke kami,” katanya.