by Adhik Kurniawan - Espos.id Jateng - Jumat, 6 September 2024 - 22:08 WIB
Esposin, SEMARANG - Semen merupakan salah satu bahan penting untuk pembangunan infrastruktur. Oleh karena penting, semen pun sangat dicari dan dibutuhkan. Berikut empat daerah penghasil semen terbesar di Jawa Tengah (Jateng).
Dikutip dari laman Indonesia.go.id, Indonesia merupakan salah satu produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Kapasitas produksi semen di Indonesia per tahun pun bisa mencapai 120 juta ton.
Ratusan juta ton semen yang dihasilkan di Indonesia itu berasal dari berbagai daerah, tak terkecuali dari Jawa Tengah (Jateng). Berdasarkan data Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, setidaknya ada empat daerah di Jateng yang menjadi penghasil semen.
Menurut, Kepala ESDM Jateng, Boedya Dharmawan, keempat daerah penghasil semen di Jateng itu adalah Cilacap, Banyumas, Rembang, dan Grobogan. Hal itu menyusul keberadaan penambangan batu kapur atau batu kapur di empat daerah itu.
Menurut, Kepala ESDM Jateng, Boedya Dharmawan, keempat daerah penghasil semen di Jateng itu adalah Cilacap, Banyumas, Rembang, dan Grobogan. Hal itu menyusul keberadaan penambangan batu kapur atau batu kapur di empat daerah itu.
"Masing-masing produksi semennya besar-besar. Misal di Rembang, kapasitas [produksi] bisa mencapai 2,5 juta ton per tahun," ujar Boedya saat dijumpai Esposin di kantornya, Jumat (6/9/2024).
Meski demikian, Rembang bukanlah satu-satunya daerah penghasil batu kapur atau semen terbesar di Jateng. Bahkan, kapasitas produksi semen di Rembang masih kalah dengan Cilacap yang per tahun mencapai 4,1 juta ton.
Manfaat tambang batu kapur ini pun sangat besar bagi perekonomian Jateng, terutama daerah penghasil. Seperti di Rembang yang menjadi daerah penghasil semen terbesar kedua di Jateng, turut menyumbang pertumbuhan infrastruktur di daerah.
“Manfaatnya tentu untuk pertumbuhan infrastruktur baik provinsi maupun daerah, pembangunan fisik jadi tidak terkendala bahan material, seperti pembetonan jalan, perumahan, permukiman, drainase, irigasi, waduk, sampai PSN [proyek strategi nasional] semua butuh semen. Jadi pembangunan di daerah pasti jalan,” jelasnya.
Tak hanya itu, adanya pajak untuk penambangan batu kapur juga menambah pendapatan asli daerah (PAD). “Penganbilan bahan tambang ada pajak yang diambil Pemkab. Dari sisi ekonomi besar itu [pajak], beruntung daerah yang memiliki pertambangan [batu kapur], karena penganggaran bisa lebih fleksibel untuk perbaikan infrastruktur jalan, perumahan, Pendidikan, kesehatan, atau lainnya," jelas Boedya.
Tak hanya itu, pertambangan batu kapur juga bakal membuka lapangan usaha bagi masyarakat sekitar. Selain menyerap tenaga kerja, masyarakat sekitar bisa menambah perekonomian dengan membuka usaha di sekiraran area tambang.