by Amiruddin Zuhri Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Sabtu, 22 November 2014 - 19:14 WIB
Harianregional.com, SLEMAN—Warga lereng Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap (huntap) patut bangga. Pasalnya, rumah hunian mereka yang dibangun bersama Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas) di bawah Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri), Jumat (21/11/2014).
Sekadar mengingatkan, erupsi Merapi pada 2010 menyebabkan 386 korban tewas dan lebih dari 500 orang terluka. Sebanyak 3.524 rumah di lereng Merapi di wilayah DIY dan Jawa Tengah hancur dan rusak berat. Sebanyak 350.000 orang harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Untuk menandai perpindahan warga ke hunian tetap, pada 20 hingga 21 November 2014 warga lereng Gunung Merapi mengadakan Kenduri Budaya Gunung Omah. Ada berbagai atraksi yang digelar seperti pentas topeng ireng, pentas ketoprak, pemutaran film dan pawai keliling huntap.
Selain itu, program relokasi permukiman yang dilakukan juga masuk rekor Muri, sebagai rekor relokasi tercepat dan rumah terbanyak.
Pembangunan huntap tersebut, menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Imam S. Emawi, merujuk kepada kegiataan rehabilitasi dan rekontruksi rumah dan permukiman yang dilaksanakan melalui pendekatan relokasi permukinan dari kawasan rawan bencana III ke area yang lebih aman.
"Relokasi tersebut dilakukan di lahan milik warga sendiri atau relokasi mandiri dan atau di tanah yang disiapkan pemerintah daerah atau relokasi kolektif," ujarnya, Jumat (21/11/2014).