regional
Langganan

Hasil Survei: Biaya Hidup Mahasiswa DIY Melebihi UMP, Terbanyak untuk Lifestyle - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Anisatul Umah  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:27 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi memakai krim perawatan kulit. (Freepik.com)

Esposin, JOGJA – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta mengeluarkan hasil survei biaya hidup mahasiswa DIY pada 2024. Dalam survei tersebut terungkap bahwa biaya hidup mahasiswa DIY 2024 sebesar Rp2,96 juta per bulan. Angka ini naik 2 persen jika dibandingkan pada survei tahun 2020 senilai Rp2,91 juta per bulan.

Ketua Pusat Studi Ekonomi Keuangan dan Industri Digital (PSEKUIN) UPN Veteran Yogyakarta, Ardito Bhinadi, mengatakan berdasarkan hasil survei rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga di DIY dan Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY 2024 yakni senilai Rp2,1 juta.

Advertisement

"Survei dari 2.000 mahasiswa terhadap 126 perguruan tinggi yang ada di DIY kurang lebih Rp2,9 juta per bulan," ucapnya dalam acara Jogja Economic Forum 2024 bertajuk 'Peran Penting SDM Berkualitas dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi' di Hotel Tentrem, Kamis (8/8/2024).

Dia mengatakan lifestyle menjadi komponen pengeluaran terbanyak kedua pada 2024, mencapai 26% dari total pengeluaran. Menurutnya pengeluaran gaya hidup paling banyak adalah untuk perawatan wajah dan tubuh (skincare dan body treatment). Skincare tidak hanya jadi barang konsumsi perempuan, namun juga laki-laki. Meningkat dari Rp159.620 di 2020 menjadi Rp191.495 per bulan di 2024.

Advertisement

Dia mengatakan lifestyle menjadi komponen pengeluaran terbanyak kedua pada 2024, mencapai 26% dari total pengeluaran. Menurutnya pengeluaran gaya hidup paling banyak adalah untuk perawatan wajah dan tubuh (skincare dan body treatment). Skincare tidak hanya jadi barang konsumsi perempuan, namun juga laki-laki. Meningkat dari Rp159.620 di 2020 menjadi Rp191.495 per bulan di 2024.

"Apasih lifestyle dikonsumsi mahasiswa itu, nomor satu adalah adalah skincare," jelasnya.

Selanjutnya komponen pengeluaran ketiga adalah kos atau pondokan. Mahasiswa cenderung memilih kos yang aman, bersih, dekat kampus, biaya sewa terjangkau dan tersedia fasilitas wifi. Komponen selanjutnya transportasi, di mana pengguna transportasi publik terus menurun sejak 2016.

Advertisement

"Sekarang alat komunikasi, sosialitas, statusisasi, tapi juga gaya hidup di 2024, mereknya Iphone," katanya.

Dia mengatakan data ini merupakan hasil survei biaya hidup mahasiswa 2024 Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY bekerjasama dengan UPN Veteran Yogyakarta. Menurutnya, survei dilakukan setiap empat tahun sekali untuk memotret perkembangan biaya hidup di DIY dan kontribusi pendidikan terhadap perekonomian DIY.

Dibandingkan survei terakhir pada 2020, katanya, preferensi makan dan minum tidak banyak berubah. Akan tetapi pengeluaran di 2020 untuk makan dan minum lebih tinggi karena masih pandemi, menyebabkan tidak bisa kemana-mana dan beli makanan lewat online. Harga relatif lebih mahal daripada makan langsung ke warung.

Advertisement

PDRB Sektor Pendidikan

Ardito mengatakan sektor jasa pendidikan punya kontribusi rata-rata 8% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY. Kegiatan sektor jasa pendidikan berdampak pada pertumbuhan ekonomi DIY.

Meningkatnya kegiatan di awal tahun ajaran baru pada Juli untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, serta Agustus/September untuk pendidikan tinggi, mendorong pertumbuhan ekonomi sektor jasa pendidikan triwulan III.

Advertisement

"Selalu jauh lebih tinggi daripada triwulan lainnya," lanjutnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim, mengatakan BI DIY bersama dengan Pemda, dan stakeholder lainnya telah melakukan tiga upaya, yakni konsistensi, inovasi, dan sinergi. Konsisten berupaya menggali tantangan ekonomi yang dihadapi DIY. Juga terus memperbaiki dengan apa yang sudah dijalankan.

"Tetapi upaya konsistensi mestinya kita lengkapi dengan inovasi dan sinergi," ucapnya.

Sekretaris Daerah DIY, Benny Suharsono, mengatakan Jogja Economic Forum 2024 merupakan upaya kolaboratif dalam mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi khususnya di DIY. Berbagai riset menunjukkan ada korelasi positif antara sumber daya manusia berkualitas terhadap peran penting mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian ekonomi.

Ia menyebut kegiatan ini bukan hanya memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi ekonomi terkini, tetapi juga menjadi panggung bagi pemikiran brilian dan solusi inovatif.

"Yang lahir dari kebersamaan kita semua," lanjutnya.

Berita ini telah tayang di Harianregional.com dengan judul Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja Melebihi UMP, Terjebak Lifestyle, Skincare dan IPone
Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif