regional
Langganan

Siaga Gempa Megathrust, BPBD Kulonprogo Gunakan Bandara YIA & Hotel sebagai Pengungsian - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Triyo Handoko  - Espos.id Jogja  -  Jumat, 20 September 2024 - 16:04 WIB

ESPOS.ID - Proyek pengendali banjir Bandara YIA Kulonprogo. (Istimewa)

Esposin, KULONPROGO -- Permintaan sejumlah warga pesisir selatan Kulonprogo untuk membangun selter guna mitigasi gempa megathrust ditanggapi Kepala BPBD Kulonprogo, Taufiq Prihadi, pada Jumat (20/9/2024). Menurutnya sebelum warga minta selter, pihaknya sudah mengusulkan pembangunan tempat pengungsian itu ke pemerintah pusat lewat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

Taufiq menyebut usulan pembangunan selter itu ia sampaikan ke BNPB sebanyak dua kali, pertama pada 2023 silam saat forum diskusi terpungpung dan kedua pada pertengahan 2024 ini sebelum isu megathrust hangat diperbincangkan. Pertengahan 2024 lalu Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto berkunjung langsung ke Kulonprogo pada saat itu usulan kedua pembangunan hunian pengungsian disampaikan BPBD Kulonprogo.

Advertisement

Usulan pembangunan selter di Kulonprogo itu ditanggapi BNPB, jelas Taufiq, dimana diminta merencanakan secara matang agar tidak mengulang sejumlah tempat pengungsian yang berakhir terbengkalai. "Dari BNPB usul ke kami agar lebih memanfaatkan bangunan yang sudah ada seperti Bandara YIA atau hotel-hotel di sekitarnya," paparnya.

Selter yang terbengkalai, menurut Taufiq, karena tidak dirancang secara matang seperti di Pantai Baru, Bantul. "Kami juga lihat selter-selter yang sudah ada, ternyata banyak yang terbengkalai tidak dimanfaatkan secara maksimal, kemungkinan karena tidak ada anggaran untuk perawatan artinya perlu dimatangkan perencanaannya sampai pada pemanfaatan dan pemeliharaan," terangnya.

Sementara itu lokasi pengungsian untuk evakuasi bencana di Kulonprogo terutama gempa megathrust dan tsunami, lanjut Taufiq, sudah ada. Bandara YIA dan sejumlah hotel di Kapanewon Temon sudah mengizinkan bangunanya jadi selter jika bencana terjadi.

Advertisement

Izin dari Bandara YIA dan sejumlah hotel ini untuk dijadikan sebagai selter, lanjut Taufiq, tertuang dalam perjanjian kerja sama (PKS). "Komitmen itu tertuang dalam PKS saat awal perizinan pembangunan Bandara YIA dan hotel-hotel tersebut dengan Pemkab Kulonprogo," ungkapnya.

Taufiq mencontohkan Hotel Morazen di Temon yang bahkan menyediakan logistik kepada pengungsi jika terjadi bencana. "Tidak hanya jadi tempat lokasi, Hotel Dafam [kini namanya Morazen] komitmen menyediakan logistik juga kepada korban bencana yang mengungsi di sana," tandasnya.

Sebelumnya Lurah Karangwuni, Anwar Musadad menyebut selter diperlukan terutama untuk warganya sebab jalur evakuasi di desanya itu terbatas. "Tidak semua bisa lari evakuasi karena akses jalur terbatas kalau megathrust terjadi sehingga penting untuk direncanakan tempat pengungsian," tuturnya.

Advertisement

Tak hanya Anwar, seorang petani dari Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Sukarman juga usul hal serupa. Bahkan ia menilai pembangunan selter juga dapat dimanfaatkan sebagai gedung serba guna saat bencana belum terjadi untuk keperluan fasilitas sosial seperti tempat ibadah atau ruang olahraga.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif